Kendari (ANTARA) - PT Pegadaian (Persero) Cabang Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengajak masyarakat daerah itu untuk menerapkan gaya hidup hijau dengan menyulap sampah menjadi emas melalui program memilah sampah menabung emas.
"Dari hasil memilah sampah itu, setelah dinilai bisa kita arahkan untuk membuka tabungan emas. Dikonversi dari nilai uang ke tabungan emas sebagai hasil dari masyarakat yang mengumpulkan emas tersebut," kata Kepala PT Pegadaian (Persero) Cabang Kendari Hidajad di Kendari, Senin.
Ia mengatakan program ini menjadi upaya pegadaian Kendari untuk mewujudkan lingkungan hijau, serta menjadikan pola hidup yang bersih, sehat, juga memberikan manfaat finansial.
Melalui program memilah sampah menabung emas tersebut masyarakat bisa memiliki investasi emas dari sampah yang telah dikumpulkan kemudian ditukar dan dipilah melalui bank sampah binaan pegadaian yang ada di Puuwaatu Kota Kendari.
"Jadi, bank sampah ini tidak hanya ada di Kelurahan Puuwatu saja, tetapi hampir setiap kelurahan ada di Kota Kendari," ujarnya.
Selain itu, kehadiran bank sampah tidak hanya mengajak masyarakat untuk mencintai lingkungan, namun juga menyadarkan bahwa sampah memiliki manfaat dan nilai tambah.
Sementara itu, Ketua Bank Sampah Alfaidzin Puuwaatu, Kota Kendari Yummi mengungkapkan bank sampah Alfaidzin di Puuwaatu tersebut sejak 2018 sudah memanfaatkan program memilah sampah menabung emas dari pegadaian.
Kemudian, bank sampah ini memiliki sembilan anggota dengan jumlah nasabah sekitar 100 orang, dan jumlah tabungan emas di pegadaian sekitar 30 gram.
Ia mengatakan bahwa pemilahan dan penimbangan sampah tersebut dilakukan pada setiap hari Sabtu dan Minggu. Jadi, nasabah membawa sampahnya dan hasil penimbangan tersebut bisa dibayar secara tunai, di tabung dalam bentuk uang atau di tabung ke dalam bentuk emas.
"Jadi, kalau ditabung dan ditransfer dalam bentuk emas, uang inilah yang dibawa di pegadaian," katanya.