Kendari (ANTARA) - Pandemi corona virus disease atau COVID-19 menggerogoti seluruh sendi-sendi kehidupan manusia di seluruh belahan dunia tak terkecuali di Indonesia khususnya di Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berbagai dampak ekonomi yang dirasakan akibat adanya COVID-19, antara lain terganggunya stabilitas ekonomi nasional hingga daerah, yaitu melambatnya roda perputaran ekonomi masyarakat, menurunnya pendapatan dan daya beli masyarakat.
Banyak masyarakat yang mengalami dampak akibat adanya virus yang merebak sejak Maret 2020 lalu. Tak jarang juga harus mendapatkan atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat mereka bekerja, menutup usaha, ataupun terpaksa membanting stir usaha demi bertahan hidup.
Bagi mereka yang memiliki usaha juga kebingungan antara tutup dan lanjut, karena ketika lanjut harus membayar gaji karyawan ataupun rugi karena tidak ada pembeli khususnya bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau yang akrab kita kenal UMKM.
Menghadapi kondisi tersebut berbagai strategi pengembangan UMKM terus dilakukan, hingga bantuan modal usaha melalui dana kredit usaha rakyat (KUR) diberikan kepada para pelaku usaha tersebut sehingga mereka bisa bangkit dari pandemi.
Para pelaku UMKM terus didorong agar inovatif, kreatif, dan bisa mengadopsi teknologi digital karena mereka dinilai mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam memenuhi pembangunan ekonomi nasional.
Lalu bagaimana dengan mereka yang menggantungkan kehidupannya dengan usaha sebagai pedagang kaki lima, pedagang eceran, asongan yang omzetnya per hari tidak menentuhi bahkan hanya mencapai Rp100 ribu.
Tentu dengan penghasilan mereka seperti itu maka tidak akan bisa mengakses permodalan khususnya dana KUR di lembaga keuangan formal yakni perbankan.
Mereka adalah pelaku usaha di lapisan terbawah yang umumnya menjalankan usaha dari rumah, dikerjakan oleh anggota keluarga sendiri untuk memenuhi permintaan pasar yang juga tidak jauh dari wilayah tempat tinggal mereka.
Oleh karena itu, para pelaku usaha ultra mikro ini juga harus menjadi perhatian khususnya dalam membantu mendapatkan permodalan, sehingga mereka bisa bangkit dan bertahan dari badai pandemi COVID-19.
Selain itu pula, mereka juga butuh pendampingan dan bimbingan sehingga ketika telah mendapatkan modal usaha, mereka juga dapat maju dan berkembang di tengah krisis yang menyertai pandemi COVID-19 di tanah air.
Kredit ultra mikro
Para pelaku usaha ultra mikro atau pelaku usaha kecil seperti pedagang somay keliling, penjual sayur dipasaran, ataupun penjual kue dan lainnya yang tidak bisa mengakses dana KUR di perbankan, maka dapat mengakses permodalan dana kredit usaha ultra mikro yang ada di Pegadaian.
Pegadaian Cabang Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) berkomitmen akan membantu para pelaku usaha ultra mikro di kota itu melalui program kredit ultra mikro.
Pimpinan Cabang Pegadaian Kendari Rahmat Saleh mengatakan kredit usaha mikro merupakan dana dari pemerintah yang penyalurannya melalui Pegadaian untuk membantu usaha ultra mikro.
Kredit tersebut diperuntukkan untuk pemberdayaan masyarakat produktif yang diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki usaha tetapi selama ini belum tersentuh oleh bank khususnya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Di mana, masyarakat yang ingin mengakses kredit tersebut bisa dari Rp2 juta hingga maksimum Rp10 juta dengan syarat yang cukup sederhana yakni memiliki usaha dan KTP/Kartu Keluarga.
Program pembiayaan kredit ultra mikro yang ada sejak 2018 lalu ini terus digaungkan oleh Pegadaian Kendari, apalagi di tengah situasi pandemi COVID-19 dimana para pelaku usaha ultra mikro juga terdampak akibat merebaknya virus corona.
Selain itu, ia juga mengaku pihaknya terus menyosialisasikan terkait program tersebut kepada masyarakat yang memiliki usaha ultra mikro termasuk mengunjungi langsung untuk menawarkan program tersebut, hingga berlanjut ke pendampingan.
Selain mengunjungi langsung, upaya Pegadaian Kendari agar program tersebut dapat diketahui mereka para pelaku usaha ultra mikro, maka terus aktifi melakukan kegiatan melibatkan usaha kecil kemudian memberikan penyuluhan secara langsung manfaat, atapun cara mengakses program tersebut.
Pegadaian sebagai salah satu BUMN yang diberi amanah oleh negara untuk membantu pemulihan ekonomi para pelaku usaha di kalangan bawah dengan program tersebut.
Pegadaian yang kapasitasnya selain sebagai kreditur usaha ultra mikro, juga berperan memberikan pendampingan kepada mereka sehingga usahanya bisa maju dan berkembang ke depannya.
Rahmat menyampaikan, pihaknya telah menyalurkan dana kredit usaha ultra mikro sebesar Rp1,5 miliar kepada para padang kecil di daerah tersebut. Rata-rata pinjaman mencapai Rp3 juta sampai Rp4 juta.
"Hingga saat ini kita di Pegadaian cabang Kendari sudah menyelesaikan outstanding kredit pinjaman ultra mikro sebanyak Rp1,5 miliar. Kita salurkan di enam outlet, empat di Kendari dan dua di kepulauan," katanya.
Dari jumlah tersebut, mayoritas pinjaman yang disalurkan didominasi oleh segmen masyarakat yang memiliki usaha perdagangan eceran, pedagang kaki lima, pedagang asongan hingga penjual keliling.
Pegadaian Cabang Kendari ditargetkan bisa menyalurkan dana kredit usaha ultra mikro mencapai Rp3 miliar sepanjang tahun 2021. Rahmat mengklaim dapat mencapai target tersebut hingga akhir tahun pada Desember mendatang.
Ia berharap, dengan kehadiran pembiayaan kredit ultra mikro masyarakat bisa menjadikan Pegadaian sebagai pilihan utama untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan khususnya mereka yang memiliki usaha ultra mikro.
Kepala Departemen Non Gadai PT Pegadaian (Persero) Area Kendari Achmas Indra Safri mengatakan pihaknya terus memberikan pendampingan dan pembinaan kepada debitur berupa edukasi pengelolaan keuangan dan manajemen usaha, hingga tips maupun strategi pemasaran yang mengadopsi teknologi digital.
Dalam menjalankan program tersebut, Pegadaian menjanjikan layanan profesional yang mudah dan cepat.
Hingga saat ini, Pegadaian Kendari mencatat sekitar 2.500 pelaku usaha di ibu kota Sulawesi Tenggara telah menjadi nasabah pegadaian dan mengikuti program kredit ultra mikro.
Penolong ekonomi
Sebagai seorang yang memiliki usaha paling bawah tentunya tidak bisa mendapatkan dana usaha kredit rakyat (KUR).
Hal tersebut dirasakan oleh Arman Dane Efendi (40) warga Jalan Kelapa Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang ojek keliling.
Di tengah merebaknya pandemi COVID-19 tentunya pekerjaannya tidak selancar dulu, sehingga membuat ekonomi keluarganya terganggu.
Meskipun demikian, pria yang ramah dan memiliki dua anak tersebut masih bisa merasakan kebahagiaan dalam menjalani hidup bersama istri dan kedua buah hati mereka.
Lewat program kredit dana ultra mikro dari Pegadaian, ia bisa menghidupi keluarga kecilnya dari hantaman badai pandemi COVID-19.
Ia menjadi nasabah kredit dana ultra mikro di Pegadaian Kendari. Dirinya mengajukan pinjaman dana modal usaha sebesar Rp7 juta dengan masa pinjaman 12 bulan, angsuran 650 per bulannya.
Dana tersebut dipergunakan untuk modal usaha sang istri tercinta dalam membantu beban suami sebagai tulang punggung keluarga yakni dengan membuat kue yang dijajakan di depan rumahnya.
Selain sebagai modal usaha pembuatan kue, dana tersebut ia gunakan sebaik mungkin untuk membantu ekonomi mereka yakni membeli mesin jahit pakaian.
Ia berharap dengan upaya yang dilakukan bersama istrinya dapat menaklukkan segala rintangan kehidupan dan bisa melewati masa-masa sulit akibat bayang-bayang pandemi COVID-19.
Selain itu, ia juga berharap melalui modal usaha yang diperoleh melalui Pegadaian Kendari dirinya berharap usaha yang dirintis oleh istrinya dan dirinya sendiri dapat terus maju dan berkembang sehingga bisa menyekolakan kedua anaknya yang saat ini anak pertama duduk di bangku kelas 3 Madrasah dan anak kedua yang hendak masuk ke TK.
"Alhamdulillah, lewat bantuan dana ini kami sangat terbantu sekali. Mudah-mudahan usaha yang kami lakukan ini bisa membiayai dan menyekolahkan ana-anak kami," kata pak Arman sembari matanya telihat berkaca-kaca.
Senada dengan Rasni salah satu pelaku usaha kue di daerah Anduonohu, Kendari. Dirinya juga sebagai nasabah ultra mikro di Pegadaian Kendari.
Ia mengaku dirinya sempat mengalami kesusahan untuk mendapatkan modal usaha, namun dengan adanya program kredit usaha ultra mikro kini usahanya sedikit demi sedikit mulai maju.
"Dengan adanya kredit ultra mikro dari Penggadaian sangat membantu kami untuk memajukan usaha kecil kami. Dimana sebelum adanya pandemi bahkan setelah adanya pandemi kami kesulitan untuk memperoleh modal usaha. Mudah-mudahan usaha kami berjalan dengan lancar," kata Rasni sembari membuat kue di rumahnya.