Kendari (ANTARA) - Komunitas Perempuan Pesisir Sulawesi Tenggara (Sultra) melestarikan kebudayaan yang ada di Bumi Anoa lewat pentas seni dalam Festival Budaya 2024 yang digelar di Taman Budaya Sultra.
Ketua Perempuan Pesisir Sultra Mutmainah saat ditemui di Kendari, Kamis malam, mengatakan bahwa Festival Budaya yang digelar tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran kehidupan masyarakat pesisir melalui penampilan teater serta tarian khas masyarakat Sultra.
"Untuk pentas teater ada dua tema yang kami tampilkan, yakni tentang kekerasan dalam rumah tangga dan rentenir," kata Mutmainah.
Menurut dia, kehidupan masyarakat pesisir masih kental dengan perlakuan kekerasan dalam rumah tangga dan praktik pinjam uang melalui rentenir dengan bunga yang sangat tinggi.
"Rata-rata meminjam uang di rentenir dengan cara praktis dan tidak memikirkan bagaimana cara mengembalikannya dengan bunga sangat tinggi," ujarnya.
Mutmainah mengatakan bahwa terdapat beberapa tarian yang ditampilkan, antara lain tari pesisir, tari nelayan, tari lariangi, dan tari mepokoasa.
"Ini merupakan anak-anak dampingan dari perempuan pesisir, ada yang dari Wawatu Kabupaten Konsel, Mekar Kabupaten Konawe, dan Kota Kendari," ujarnya.
Pada kesempatan itu juga ditampilkan pidato kebudayaan yang berkaitan dengan masyarakat dan pesisir.
Salah seorang penampil pidato kebudayaan Irianto Ibrahim mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Perempuan Pesisir Sultra dengan memberikan penampilan mengenai tarian serta kehidupan masyarakat pesisir, yang kehidupan sehari-harinya bergantung dengan laut.
"Kalau misalnya dalam diri kita benar-benar menganggap bahwa kebudayaan itu adalah sesuatu yang berakar dari diri kita sendiri, maka laut, saya kira, bisa menjadi representasi dari bagaimana membangun kebudayaan kita," ucap Irianto Ibrahim.