Ketua JPP Sultra Mutmainah saat ditemui di Kendari Sabtu, mengatakan bahwa kegiatan diskusi tersebut bertujuan untuk bagaimana agar kearifan lokal yang selama ini sudah hilang bisa diangkat kembali.
"Misalnya terkait tarian, terus makanan tradisional, pengobatan tradisional, dan bagaimana daerah pesisir itu bisa mengangkat dan mempublikasikan bukan hanya di tingkat lokal , tapi bagaimana kita bisa mengangkat kebudayaan yang ada di Sulawesi Tenggara itu di tingkat nasional maupun di tingkat Internasional," kata Mutmainah.
Dia menyebutkan bahwa pihaknya berharap dengan kegiatan tersebut bisa membuat sanggar kebudayaan untuk melatih adik-adik dan masyarakat Provisni Sultra terkait dengan kebudayaan.
"Misalnya ada event atau lomba atau lain sebagainya kita bisa mempublikasikan mereka seperti itu," ujarnya.
Mutmainah mengungkapkan bahwa dalam kegiatan diskusi tersebut juga dilibatkan beberapa komunitas yang ada di Kota Kendari, agar ke depannya mereka bisa membuat sanggar yang menjadi tempat seluruh komunitas untuk mengangkat kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di Provinsi Sultra.
"Kita akan berkolaborasi bersama kawan-kawan dari komunitas-komunitas yang ada," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BPK Wilayah XIX Sulawesi Selatan dan Tenggara La Ode Muhammad Aksa mengungkapkan bahwa dirinya diundang oleh salah satu komunitas bernama Jaringan Perempuan Pesisir Sultra, untuk berdiskusi terkait dengan pelestarian budaya agar misi pelestarian budaya tersebut dapat terjadi transmisi hingga dari generasi ke generasi.
"Artinya warisan budaya itu sampai ke trans generasi, sampai di generasi mendatang, generasi selanjutnya Itu yang di harapkan," ucapnya.
Dia menyebutkan bahwa salah satu cara yang digunakan oleh BPK wilayah XIX Sulawesi Selatan dan Tenggara adalah dengan membuat berbagai kegiatan terkait dengan kebudayaan, mulai dari festival, film dokumenter, hingga lomba-lomba budaya yang ada.
"Supaya mereka tau, Oh permainan misalnya sebuah permainan tradisional, Oh ini ritual-ritual nenek moyang leluhur kita membuat kaya di Buton Tengah itu harus di di publis ke masyarakatnya supaya ada terjadi transgenerasi, di situlah fungsi pewarisan bisa terjadi," ujarnya.