Puluhan petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Organik (Aspok) Kolaka, Sulawesi Tenggara kini merasakan berkah setelah menerapkan System of Rice Intensification '(SRI) Organik' yang merupakan binaan PT Vale Indonesia Tbk (IGP) Pomalaa, Sultra.
"Meski kami awalnya sempat ragu dan pesimis, terhadap program bantuan ini, setelah dilakukan uji coba kami merasakan manfaat pertanian organik itu," kata salah seorang petani di Pomalaa, Kolaka Mustari, Senin.
Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) yang adalah bagian dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Vale IGP Pomalaa telah memberikan dampak nyata kepada petani di Kolaka.
"Awalnya, saya melihat petani lainnya yang sudah lebih dulu menerapkan pertanian organik dan memutuskan untuk mencobanya sendiri. Ternyata hasilnya jauh lebih baik dibanding metode konvensional dengan pupuk kimia," kata Mustari.
Dia menuturkan, meskipun metode "SRI Organik" memerlukan waktu dan tenaga lebih, produktivitas mencapai 5 ton per hektare per panen.
Ketua Aspok, Watno menyebutkan, saat ini jumlah petani binaan PT Vale sebanyak 56 orang. Hingga Juni 2024, petani binaan PT Vale telah melakukan 12 kali panen dengan total area tanam seluas 11,95 hektare.
"Kami menjaga kualitas produk dengan memasarkan beras organik dalam kemasan 5 dan 10 kilogram seharga Rp20 ribu per kilogram," jelas Watno.
Dia berharap dukungan PT Vale akan terus berlanjut untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kemandirian petani.
Selain fokus pada padi, PT Vale IGP Pomalaa juga mendorong pengembangan tanaman obat. Petani kini mampu memproduksi obat herbal dari tanaman lokal.
Indah, salah satu petani, mengungkapkan, “Dulu kami bergantung pada obat-obatan kimia, tetapi setelah mengikuti pelatihan, kami mulai beralih ke obat herbal dan merasakan manfaatnya.”
Petani lainnya, Salmi menambahkan, bahwa meskipun awalnya ragu, karena bimbingan PT Vale sangat membantu.
Salmi mengungkapkan bahwa sebagai penderita penyakit jantung, ia mulai meninggalkan penggunaan obat kimia dan beralih mengonsumsi obat herbal dan beras organik sejak 2 bulan terakhir. Saat melakukan pemeriksaan kesehatan, dokter menyatakan kesehatan jantungnya mulai membaik.
"Andaikan PT Vale hanya datang menyosialisasikan pertanian organik lalu pergi, maka saya yakin tidak akan ada perubahan apa-apa. Tapi kini apa yang sudah kami terima dari PT Vale sangat membantu masyarakat," ujarnya.
Direktur & Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer, Bernardus Irmanto mengaku bangga dan bersyukur, sebab program PSRLB yang dilakukan PT Vale bisa dirasakan masyarakat.
Menurutnya, meskipun skalanya masih kecil, namun langkah ini menjadi benih dari hal-hal besar yang bisa dilakukan untuk masyarakat kedepannya.
Bernadus Irmanto menekankan komitmen perusahaan dalam mendampingi petani.
"Kita tidak hanya mengajarkan teknik pertanian organik, tetapi juga mendampingi mereka dalam praktik sehari-hari," ujar Bernardus saat menghadiri panen padi SRI Organik di Desa Puuroda, Kecamatan Baula, Kolaka.
Bernardus juga mencatat pentingnya umpan balik dari petani untuk perbaikan berkelanjutan. “Kami akan terus mendukung dalam hal pemasaran, edukasi, dan pengembangan kompos dan bahan-bahan kompos, untuk memastikan keberlanjutan pertanian organik ini,” katanya.
Sebagai perusahaan tambang yang sudah beroperasi lebih dari setengah abad, PT Vale berkomitmen pada praktik berkelanjutan dan Environment, Social and Governance (ESG).
"Kami percaya bahwa kemajuan perusahaan harus sejalan dengan nilai yang dianut, yakni untuk meningkatkan kualitas hidup dan membangun masa depan yang lebih baik bersama," tuturnya.