Kendari (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan, harga kakao non fermentasi di pasaran saat ini alami kenaikan hingga Rp115.000 per kilogram.
Keterangan dari Dinas Perkebunan Provinsi Sultra, Senin menyebutkan, sebelumnya pada dua pekan lalu harga kakao non fermentasi seharga Rp110.000 per kilo gram atau alami kenaikan Rp5.000 per kilogram.
"Naiknya harga kakao non fermentasi itu terjadi dampak permintaan meningkat sementara stok di pasaran selama sepekan ini berkurang," kata Petugas Informasi Pasar (PIP) Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra Adnan Jaya di Kendari.
Adnan mengakui, tingginya curah hujan juga sangat mempengaruhi produk maupun kualitas kakao non fermentasi, dimana petani memperlakukan produk kakao nya itu dengan sistem pengeringan dari sinar mata hari langsung.
Selain kakao non fermentasi, juga produk hasil perkebunan lain alami yang sama seperti lada putih yang sebelumnya Rp90.000 per kilogram kini naik menjadi Rp93.000 per kilogram atau alami kenaikan Rp3.000 di pekan terakhir bulan Mei 2024.
Sementara kopra hitam, lanjut Adnan pada minggu ke empat di Mei juga alami kenaikan menjadi Rp9.700 per kilo gram yang sebelumnya Rp9.500 atau naik Rp200 per kilo gram dan mete gelondongan masih tetap pada Rp14.000 per kilogram.
"Kecuali mete kupas kini tetap pada kisaran Rp115.000 hingga Rp120.000 per kilogram ter4gantung dari jenis dan kualitasnya," ujarnya.
Di bagian lain, kata Adnan, bunga cengkeh kering tetap kokoh pada posisi yakni Rp130.000 per kilogram, pinang kupas Rp4.000 per kilogram, kemiri gelondongan Rp7.000 per kilogram, pala kulit Rp49.000 per kilogram dan pala kupas Rp70.000 per kilogram.
"Terkhusus bunga pala/fuly juga tetap tertinggi sepanjang satu bulan terakhir dengan harga Rp215.000 per kilogram dan tandan buah segar masih terendah dengan harga Rp2.050 per kilogram," tutup Adnan.