Kendari (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut konferensi internasional Perhimpunan Cagar Biosfer Asia Tenggara atau Southeast Asian Biosphere Reserves Network (SeaBRnet) sangat mendatangkan kebaikan bagi kemajuan daerah.
Kepala Dispar Kabupaten Wakatobi Muhidin saat dihubungi, Kamis, mengatakan bahwa kegiatan konferensi internasional yang diselenggarakan di Kabupaten Wakatobi tersebut merupakan rahmat bagi kemajuan pariwisata Wakatobi.
"Dengan adanya kegiatan ini secara tidak langsung kami bisa mempromosikan potensi potensi daerah kami pada tamu-tamu yang datang, baik yang dari dalam negeri maupun dari luar negeri, dan itu salah satu target kami," kata Muhidin.
Muhidin menuturkan bahwa dalam kegiatan tersebut, pihaknya akan sekaligus mempromosikan potensi-potensi wisata yang ada di Kabupaten Wakatobi kepada para peserta kegiatan yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara.
Dia menyebutkan bahwa pada dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, pihaknya akan berupaya agar memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu yang datang untuk menunjukkan ciri khas pariwisata Wakatobi.
"Kami akan memberikan pelayanan terbaik," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini persiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wakatobi untuk menyambut kegiatan tersebut telah dirampungkan. Namun, yang menjadi kendala adalah terkait dengan transportasi udara yang belum kembali mengudara di Kabupaten Wakatobi.
"Karena pesawat sampai hari ini belum bisa mengudara ke Wakatobi, jadi ini terpaksa penerbangan itu hanya sampai di Kota Kendari dan Bau-bau, sehingga teman-teman dari panitia itu sudah mempersiapkan untuk menyambut tamu-tamu kita di Bau-bau dan di Kota Kendari," ujarnya lagi.
Ia berharap dengan kegiatan internasional yang dilaksanakan di Kabupaten Wakatobi itu, bisa memberikan dampak positif bagi pembangunan dan promosi wisata di daerah tersebut.
Dia menyampaikan bahwa pihaknya juga akan mempersembahkan salah satu tradisi suku Bajo yang ada di Wakatobi, yakni tradisi adat Mola, untuk menyambut para peserta dari mancanegara itu.
"Ini yang kami hadirkan untuk menyambut tamu-tamu kami yang dari luar negeri maupun dalam negeri," katanya lagi.
Selain tradisi Mola suku Bajo, kata Muhidin, pihaknya juga akan menghadirkan pertunjukan tradisi Kabuenga (berarti ayunan), yang biasa digunakan untuk menyambut para tamu-tamu yang datang di Kabupaten Wakatobi.
"Tapi yang paling menonjol barangkali itu adalah tradisi Mola Bajo, ini untuk pertama kali akan dihadirkan, di situ ada parade perahu, kemudian ada beberapa tarian yang berasal dari Mola," ujarnya pula.