Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara merilis Nilai Tukar Petani (NTP) Sultra pada Januari 2023 tercatat 99,03 atau mengalami penurunan sebesar 0,49 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 99,52.
Statistisi Ahli Madya BPS Sultra Muhammad Amin di Kendari, Rabu menyebutkan, penurun nilai tukar petani tersebut dipengaruhi oleh turunnya NTP di tiga subsektor pertanian.
NTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) 96,84; Subsektor Hortikultura (NTPH) 109,81; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 95,08; Subsektor Peternakan (NTPT) 108,12 dan Subsektor Perikanan (NTNP) 104,82. Sedangkan Indeks NTP Nasional sebesar 109,84 atau naik sebesar 0,77 persen dari bulan sebelumnya sebesar 109,00.
Amin menyebutkan, penurunan NTP juga dikarenakan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,60 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,09 persen.
Disebutkan bahwa pada Januari 2023, secara nasional 20 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 14 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 2,27 persen, sedangkan penurunan terbesar tercatat di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 2,11 persen.
Pada Januari 2023 juga terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Sulawesi Tenggara sebesar 1,16 persen yang disebabkan oleh kenaikan nilai indeks pada hampir semua kelompok pengeluaran khususnya kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.
Komoditas yang memberi andil terhadap[ kenaikan Indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) antara lain upah pemanenan, sewa traktor tangan, solar, upah penanaman, upah pemangkasan dan upah membajak.