Baubau, Sultra (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menemukan sebanyak 81 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari sebanyak 5.692 populasi berisiko yang telah dilakukan pemeriksaan selama periode Januari-Desember 2022.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Baubau, Yuslina, SKM, di Baubau, Jumat mengatakan dari 81 kasus yang ditemukan positif sepanjang 2022 tersebut terdapat sebanyak 51 yang berdomisili di daerah itu sementara selebihnya merupakan dari daerah sekitar.
"Jadi semua diskrining, kita melakukan skrining populasi berisiko itu seperti ibu hamil, warga binaan pemasyarakatan, PS (pekerja seks) , dan LSL (lelaki seks dengan lelaki), kalau skrining ibu hamil paling sekali, kalau yang tiga bulan sekali warga binaan pemasyarakatan," katanya.
Menurut dia pemantauan dan pemeriksaan kasus tersebut rutin dilakukan pihaknya, seperti pada warga binaan untuk memastikan kondisi mereka tetap sehat selama dalam proses pembinaan di lapas apalagi saat kembali ke keluarga.
"Walaupun mereka dalam satu lingkungan padat dan dalam posisi dibina jadi harus kita pastikan kondisinya tetap sehat terutama juga pas mereka keluar. Memang pemeriksaan itu karena setiap warga negara berhak mendapatkan layanan kesehatan," katanya.
Selain itu, kata dia, pemantauan dan pemeriksaan juga pada tempat hiburan malam (THM) guna memastikan kasus tersebut yang kemudian dilakukan edukasi dan konseling untuk mendapatkan terapi pengobatan bagi mereka yang terpapar.
Yuslina mengatakan upaya pihaknya terus memantau kasus tersebut dengan melakukan skrining di lokasi berisiko karena untuk secepatnya menemukan kasus-kasus tersebut yang ada di masyarakat lalu diberikan edukasi dan terapi.
"Jadi rutin setiap tiga bulan sekali melakukan skrining, terutama yang populasi berisiko," katanya.
Terkait kasus HIV pada 2021, kata dia, meski jumlahnya sekitar 217 kasus, yang sementara diterapi pengobatan tetapi tidak bisa dikatakan terjadi peningkatan atau penurunan, karena banyak atau tidaknya kasus itu, tapi kalau semakin aktif dilakukan pemeriksaan di lapangan bisa saja semakin didapat.
"Mungkin kemarin-kemarin kasusnya kecil, itu bisa saja bukan berarti kecil tapi sebenarnya ada tapi belum kita temukan, karena setiap ada satu kasus itu diperkirakan ada 100 yang kita belum temukan, jadi seperti itu epidemologinya," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, kasus HIV dapat terkena pada seseorang akibat dari perilaku yang berisiko seperti berhubungan seks bebas atau bisa lewat jarum suntik, demikian Yuslina.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes: 81 kasus HIV ditemukan di Baubau-Sultra sepanjang 2022