Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengapresiasi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Baubau yang telah berkontribusi dalam kegiatan sosialisasi deteksi dini penyebaran penyakit menular, khususnya tuberculosis dan human immunodeficiency virus (TBC-HIV) di Lapas tersebut.
"Ini suatu harapan yang besar bahwa dengan kegiatan deteksi dini tersebut dapat mengetahui kondisi warga binaan di lembaga pemasyarakatan ini," kata Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse dalam pernyataan yang diterima, di Kendari, Kamis.
Monianse mengatakan deteksi dini dilaksanakan dalam rangka mengetahui riwayat penyakit dan wujud kesiagaan terhadap penyakit menular seperti TBC dan HIV, termasuk penyakit infeksi menular seksual (IMS), sehingga tidak terjadi penularan dan seluruh warga binaan pemasyarakatan terus dalam keadaan sehat
Menurut dia, penyakit HIV dan AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seks bebas tanpa menggunakan alat kontrasepsi, penggunaan jarum suntik yang sama secara bergantian, donor darah, tato dan tindik dengan alat yang tidak steril, dan bisa juga dari ibu hamil kepada janinnya.
"Sementara TBC disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebar melalui udara, di mana bakteri ini dapat terhirup dan terjadi kontak dengan penderita tuberculosis atau melalui udara yang sudah dicemari penyakit TBC melalui batuk," jelasnya.
Monianse mengatakan TBC dan HIV masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, bahkan dunia dan menimbulkan masalah yang kompleks, baik dari segi medis, sosial, ekonomi maupun budaya, sehingga pihaknya mendorong program percepatan penanggulangan TBC dan HIV/AIDS yang disertai dengan perubahan strategi penemuan kasus.
"Penemuan pasif dengan aktif promotif menjadi penemuan yang aktif di masyarakat yang dilakukan secara intensif dan masif," katanya.
Menurut dia, salah satu hak tahanan dan narapidana adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, oleh karena itu, kegiatan pemeriksaan TBC, HIV AIDS dan IMS di Lapas Baubau merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit menular kepada warga binaan.
"Dengan adanya kegiatan ini dapat mengetahui lebih dini jika ada kasus TB, HIV AIDS dan IMS di Lapas kelas IIA Kota Baubau dan akan lebih cepat tertangani, jika ada warga binaan pemasyarakatan yang menderita penyakit tersebut dan juga penyakit lainnya," ujarnya.