Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan kasus harian terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia bertambah 8.486 orang pada 16 November 2022 pukul 12.00 WIB.
Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Rabu sore, melaporkan kasus harian itu menambah jumlah terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.365.087 orang.
Dalam laporan itu disebutkan provinsi yang menjadi penyumbang penambahan kasus terbanyak yakni DKI Jakarta 3.668 kasus, Jawa Barat 1.464 kasus, Jawa Timur 835 kasus, Banten 814, dan Jawa Tengah 573 kasus.
Sementara itu tercatat angka kesembuhan COVID-19 bertambah 4.255 orang. Dengan penambahan angka kesembuhan itu maka total kesembuhan COVID-19 sejak Maret 2020 berjumlah 6.365.087 orang.
Satgas melaporkan penambahan angka kesembuhan COVID-19 terbanyak di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 1.405 orang, Jawa Timur 727 orang, Jawa Barat 595 orang, Banten 550 orang, dan Jawa Tengah 223 orang.
Sedangkan penambahan kasus meninggal tercatat sebanyak 54 jiwa, di antaranya dari Jawa Tengah 14 jiwa, Yogyakarta tujuh jiwa, DKI Jakarta dan Jawa Timur masing-masing lima jiwa, Sumatera Selatan empat jiwa, Sumatera Utara, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Timur, masing-masing tiga jiwa, Jambi dan NTB masing-masing dua jiwa, serta Lampung, Aceh, Sumatera Barat, masing-masing satu jiwa.
Satgas COVID-19 juga mencatat, jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini sebanyak 4.177 kasus aktif.
Selain itu terdapat pula 7.172 orang yang masuk dalam kategori suspek. Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian pada hari ini terhadap 84.695 spesimen dari 38.939 orang yang diperiksa di jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.
Tingkat positif atau positivity rate spesimen harian adalah 17,48 persen dan untuk tingkat positivity rate orang harian adalah 21,79 persen.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat untuk segera mengakses perlindungan vaksin COVID-19 guna mencegah kematian.
"Masyarakat yang belum divaksin sangat beresiko meninggal di wave (gelombang) kali ini," kata Budi dalam pesan tertulis hari ini.
Dalam sebulan terakhir, kata Budi, telah terjadi 467 tambahan kasus kematian akibat COVID-19. Sebanyak 47 persen di antaranya diketahui belum divaksin dosis primer, serta 19 persen lainnya belum divaksin booster.
Selain itu, 59 persen angka kematian dialami pasien berusia di atas 60, 35 persen usia 19--59 tahun.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengemukakan Subvarian Omicron XBB dan BQ.1 mulai mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia.
"Varian baru XBB, BQ.1 sekarang sudah 25 persen dari proporsi kasus. Nanti bisa menggeser varian sebelumnya," katanya.
Subvarian XBB dan BQ1
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengemukakan Subvarian Omicron XBB dan BQ.1 mulai mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia.
"Varian baru XBB, BQ.1 sekarang sudah 25 persen dari proporsi kasus. Nanti bisa menggeser varian sebelumnya," kata Mohammad Syahril saat konferensi pers yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Rabu siang.
Berdasarkan laporan Kemenkes RI, varian baru tersebut terdeteksi kali pertama di Indonesia pada 25 September 2022 berupa XBB sebanyak 37 kasus, dan BQ.1 sebanyak 50 kasus per 30 September 2022.
Kasus itu ditemukan di 10 provinsi di Indonesia, di antaranya Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kepulauan Babel, Lampung, dan Sumatera Utara, dan Riau.
Dalam sebulan terakhir, kata Syahril, pasien yang dirawat di rumah sakit berkisar 10 ribuan orang, 5 persen di antaranya menjalani perawatan intensif, dan sisanya di non-ICU.
"Dari yang dirawat 10 ribuan kasus, 84 persen pasien di antaranya belum booster dan 50 persen belum divaksinasi," katanya.
Syahril yang juga Dirut RSPI Sulianti Saroso mengatakan, vaksin COVID-19 adalah upaya dalam memberi antibodi agar seseorang memiliki kekuatan tubuh dari serangan Virus Corona.
"Pesan dari kejadian ini, orang yang masuk rumah sakit dan dirawat, jumlahnya tinggi karena belum booster," katanya.
Dari angka kematian dalam sebulan terakhir sekitar 1.373 kasus, kata Syahril, sekitar 74 persen belum memperoleh booster dan 50 persen belum divaksin.
"Artinya, dari pasien yang dirawat dan kemudian meninggal, tinggi jumlahnya sekitar 74 persen," katanya.
Kajian lainnya dari Kemenkes, kata Syahril, hampir 52 persen pasien berusia lanjut yang belum vaksin dan booster sehingga berisiko tinggi kematian.
"Jangankan usia lanjut, yang belum pun dengan komorbid segera vaksin untuk lindungi diri," katanya.
Vaksin Dosis Tiga
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah warga Indonesia yang sudah mendapat vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau dosis penguat total mencapai 65,80 juta orang hingga 16 November 2022.
Menurut data Satgas Penanganan COVID-19 yang diterima di Jakarta, Rabu, disebutkan jumlah warga yang mendapat vaksinasi dosis penguat bertambah 23.889 orang pada Rabu (16/11) ini.
Dengan tambahan itu, total penerima dosis penguat mencapai 65.807.127 orang atau setara 28,04 persen dari target vaksinasi COVID-19 yang seluruhnya 234.666.020 orang.
Sedangkan warga yang sudah mendapat suntikan dua dosis vaksin COVID-19 bertambah 8.266 orang, menjadi total 172.133.110 orang atau setara 73,35 persen dari target.
Vaksinasi dosis pertama sudah diberikan kepada 205.272.373 orang, setelah mengalami penambahan pada hari ini 6.157 orang atau setara 87,47 persen dari sasaran.
Pemerintah juga melaksanakan vaksinasi COVID-19 dosis keempat atau dosis penguat kedua pada 1.823 tenaga kesehatan, sehingga total mencapai 706.703 orang atau setara 48,12 persen dari target sasaran 1,46 juta orang.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril mengatakan dalam sebulan terakhir jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit berkisar 10 ribuan orang, 5 persen di antaranya menjalani perawatan intensif, dan sisanya di non-ICU.
"Dari yang dirawat 10 ribuan kasus, 84 persen pasien di antaranya belum booster dan 50 persen belum divaksin primer," katanya.
Syahril yang juga Dirut RSPI Sulianti Saroso mengatakan, vaksin COVID-19 adalah upaya dalam memberi antibodi agar seseorang memiliki kekuatan tubuh dari serangan Virus Corona.
"Pesan dari kejadian ini, orang yang masuk rumah sakit dan dirawat, jumlahnya tinggi karena belum booster," katanya.
Kajian lainnya dari Kemenkes, hampir 52 persen pasien usia lanjut yang belum vaksin dan booster sehingga berisiko tinggi kematian, demikian Mohammad Syahril.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kasus konfirmasi COVID-19 bertambah 8.486, terbanyak DKI Jakarta