Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa dengan parameter pembaruan magnitudo (M) 5,1 yang terjadi pada Kamis, pukul 21.59 WIB di wilayah Laut Banda, Maluku, tidak berpotensi tsunami.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,40 derajat lintang selatan dan 130,24 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 241 km arah barat laut Saumlaki, Maluku pada kedalaman 158 km.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Ia mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi itu merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi dalam lempeng Banda.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust)," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa bumi itu menimbulkan guncangan di daerah Amahai, Maluku Tengah dan Maluku Tenggara Barat dengan skala intensitas II-III MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Baca juga: Pemprov Sulawesi Tenggara mitigasi bencana alam gempa bumi
Sebelumnya pada Rabu (22/6) pukul 12.01 WIB juga terjadi gempa magnitudo 5,5 di wilayah Laut Flores, Nusa Tenggara Timur, memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,49° LS ; 120,51° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 Km arah Timur Laut Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 499 km.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya tarikan mantel ke bawah dan gaya mengapung mantel yang lebih kental di bawahnya," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta..
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun ( normal fault )," tambahnya.
Ia mengatakan berdasarkan estimasi peta guncangan ( shakemap ), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur, dan Pasimarannu dengan skala intensitas III-IV MMI ( bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Hingga pukul 12.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ).
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg, demikian Bambang Setiyo Prayitno.
Baca juga: Xiaomi lakukan uji coba fitur peringatan dini gempa di Indonesia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: