Dhaka/Guwahati (ANTARA) - Hujan monsun menyebabkan banjir yang luas di Bangladesh dan India, kata pihak-pihak berwenang, Sabtu.
Hampir 6 juta orang di kedua negara itu mengungsi akibat bencana tersebut dan otoritas memperingatkan bahwa situasinya bisa memburuk.
Sedikitnya 15 orang tewas di Bangladesh karena tersambar petir sejak Jumat, dan empat lainnya meninggal dalam tanah longsor, kata polisi.
Seorang ahli pemerintah Bangladesh menyebut banjir saat ini sebagai yang terburuk sejak 2004.
Banjir tersebut diperparah dengan limpasan akibat hujan deras di sepanjang pegunungan India.
Hujan masih turun pada Sabtu dan diperkirakan akan berlangsung hingga dua hari ke depan.
"Sebagian besar wilayah timur laut negara ini terendam air dan situasinya semakin buruk karena hujan deras terus turun," kata Mohammad Mosharraf Hossain, administrator kepala wilayah Sylhet, Bangladesh.
Hujan monsun musiman tak hanya menjadi andalan petani di Asia Selatan, tetapi juga bisa menelan korban dan memicu kerusakan setiap tahun.
Baca juga: Ratusan orang dikhawatirkan meninggal akibat semburan gletser di India
Bangladesh dan India telah mengalami cuaca ekstrem dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan kerusakan besar-besaran.
Para ahli lingkungan memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat memicu lebih banyak bencana, khususnya di dataran rendah dan padat penduduk seperti Bangladesh.
Distrik Sunamganj yang terdampak paling parah di Bangladesh nyaris terputus dari wilayah lain di negara itu, kata Hossain.
Dia menambahkan bahwa pihak berwenang yang dibantu oleh tentara fokus pada upaya penyelamatan korban yang terisolasi dan pengiriman bantuan.
"Ada kekurangan perahu, sehingga sulit mengungsikan orang-orang ke tempat yang lebih aman," kata dia. "Hari ini angkatan laut akan bergabung dalam upaya penyelamatan."
Tayangan televisi memperlihatkan jalan dan rel kereta api di Bangladesh terendam. Orang-orang menerobos air berwarna cokelat setinggi dada sambil membawa barang dan ternak.
Banyak sungai di Bangladesh mengalami kenaikan permukaan air ke level berbahaya, kata Arifuzzaman Bhuiyan, kepala Pusat Prakiraan dan Peringatan Banjir.
Syed Rafiqul Haque, mantan anggota dewan dan politikus partai berkuasa di distrik Sunamganj, mengatakan krisis kemanusiaan bisa terjadi jika banjir tidak surut dan operasi penyelamatan yang tepat tidak dilakukan.
"Situasinya mengkhawatirkan," kata dia. "Tak ada listrik, tak ada akses jalan, tak ada sinyal ponsel. Orang-orang sangat membutuhkan tempat berlindung dan makanan dengan segera."
Di negara tetangga Bangladesh, India, tentara dikerahkan untuk upaya penyelamatan korban longsor di Assam.
Sedikitnya sembilan orang tewas dan hampir 2 juta orang mengungsi dalam 10 hari terakhir di negara bagian itu, kata para pejabat.
"Tentara membantu polisi dan otoritas sipil di beberapa bagian Assam untuk mengevakuasi penduduk desa yang terjebak," kata Jogen Mohan, menteri pendapatan di negara bagian itu.
Hujan lebat mengguyur 25 dari 33 distrik di Assam selama enam hari berturut-turut.
Baca juga: Di India, korban tewas akibat banjir dan longsor bertambah jadi 125
Sebelumnya banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di negara bagian Assam, India menyebabkan sedikitnya 25 orang tewas dan lebih 650.000 lainnya mengungsi dalam 10 hari terakhir, kata para pejabat, Selasa.
Musim hujan lebat adalah fenomena alam tahunan di Assam, menimbulkan banjir dan longsor yang memaksa penduduk pergi meninggalkan rumah.
Sungai Brahmaputra, salah satu sungai terbesar di dunia yang mengalir dari Tibet ke India dan bermuara di Bangladesh, meluap dan merendam lebih dari 1.800 desa di 26 kecamatan di Assam bulan ini.
"Dua puluh orang meninggal dalam insiden terpisah akibat tenggelam dan lima lainnya kehilangan nyawa akibat longsor dalam 10 hari terakhir," kata Pijush Hazarika, menteri sumber daya air Assam.
Baca juga: Banjir di India dan Nepal telan 189 korban jiwa
Dia menambahkan bahwa permukaan air telah surut.
Sebagian jaringan rel kereta api rusak, sementara banyak jalan, rumah dan bangunan terendam banjir di sejumlah wilayah di negara bagian itu.
Pihak berwenang telah mendirikan tenda-tenda pengungsian di 20 kecamatan untuk menampung lebih dari 95.000 orang
Sumber: Reuters
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Banjir landa Bangladesh dan India, belasan orang tewas tersambar petir