Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan angka kesembuhan COVID-19 bertambah 2.782 orang hingga 17 April 2022, pukul 12.00 WIB.
Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Minggu menyebutkan, dengan tambahan angka kesembuhan itu maka total kesembuhan COVID-19 sejak Maret 2020 berjumlah 5.825.729 orang.
Satgas mencatat, tambahan angka kesembuhan COVID-19 terbanyak di Provinsi Banten, yakni 773 orang, DKI Jakarta 456 orang, Jawa Barat 385 orang, DI Yogyakarta 335 orang, dan Jawa Tengah 199 orang.
Sementara itu tercatat, tambahan kasus harian COVID-19 mencapai 607 orang. Provinsi yang menjadi penyumbang tambahan kasus terbanyak adalah DKI Jakarta 195 kasus, Jawa Barat 114 kasus, Jawa Timur 55 kasus, Banten 49 kasus, dan Jawa Tengah 36 kasus.
Adanya tambahan kasus harian itu maka total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.039.873 orang.
Sementara tambahan kasus meninggal tercatat 22 orang, terbanyak di Provinsi Jawa Tengah lima orang, DKI Jakarta dan Jawa Barat, masing-masing empat orang, dan Jawa Timur tiga orang.
Satgas COVID-19 juga mencatat jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini sebanyak 58.278 kasus, turun 2.197 orang dibandingkan hari sebelumnya, Sabtu (16/4).
Selain itu terdapat pula 2.560 orang yang masuk dalam kategori suspek.
Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian pada hari ini terhadap 103.057 spesimen dari 66.535 orang yang diperiksa di ratusan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.
Tingkat positif spesimen harian adalah 1,33 persen dan untuk tingkat positif orang harian adalah 0,91 persen.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini makin membaik.
"Situasi penanganan pandemi kita terus membaik. Angka konfirmasi positif maupun kematian harian terus menurun," katanya.
Ia menuturkan angka keterisian kamar di rumah sakit saat ini juga sudah di bawah 10 persen dan tingkat positif sudah kembali normal di bawah 5 persen.
Pencapaian itu diperoleh, menurut Budi, karena kerja sama semua pihak dan masyarakat Indonesia, termasuk tenaga kesehatan.