Baubau (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Idrus Taufiq Saidi memaparkan potensi wisata bahari saat menjadi salah satu pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) Pariwisata.
FGD diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat serangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2022 ini, digelar secara daring dan luring dengan topik Desa Wisata Bahari, Pelopor Kebangkitan Pariwisata Sultra, Senin.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Baubau, Idrus Taufiq Saidi mengatakan, Kota Baubau telah siap menjadi daerah penyangga (hinterland) Wakatobi sebagai 10 Bali baru dan mendorong peningkatan wisata di Sulawesi Tenggara.
Kata dia, Baubau selain memiliki ikon benteng terluas di dunia dan kekayaan sejarah dan budaya masa lalu, Baubau juga memiliki sejumlah objek daya tarik wisata yang tersebar di beberapa Limbo (Desa Wisata) Bahari, salah satunya di Palabusa yang menjadi sentra budi daya rumput laut.
Disana juga terdapat pengelolaan kerang mutiara atau mabe. Selain produksi utamanya mutiara, daging kerang ini juga dapat dioleh menjadi kuliner bercita rasa tinggi.
“Kami juga punya muara sungai Kadolomoko, yang orang-orang menyebutnya sebagai amazonnya Sultra. Muara itu bisa dilintasi dengan perahu nipah,” jelasnya.
Disebelah baratnya lagi, kata Idrus, terdapat Limbo Wantiro yang kini telah masuk dalam 300 Anugrah Desa Wisata (ADWI).
“Di Wantiro, ibarat naik mobil pemandangan depannya itu ada pulau yang cantik, namanya pulau makasar. Turun ke lautnya ada kapal karam, turun ke muara sungai air terjun tirta rimba ada ikan hiu tokek. Untuk naik ke darat bisa menyusuri bibir pantai, bisa juga melewati goa. Karena disini sedikitnya ada 17 goa. Menuju pusat Kota terdapat pelataran yang dapat menikmati kuliner sembari meninmati sunset,” terangnya.
Di Limbo ini juga ada kelompok masyarakat yang kesehariannya berjibaku dengan sampah, sebagai petugas kebersihan. Sampah yang dikumpulkan menjadi tambahan penghasilan masyarakat sekitar.
Sebagai ikon wisata goa, Limbo Wantiro juga memiliki goa lanto dengan panjang ratusan meter. Untuk menikmati keindahan stalaktit dan stalakmitnya hanya dapat dilakukan dengan menyelam.
Sekadar diketahui, selain Kadispar Baubau, sejumlah narasumber lain ikut dihadirkan diantaranya Anggota Komisi II DPR RI Hugua, Kepala Dinas Pariwisata Sultra H. Belli Tombili, Kepala Bappeda Kolaka H. Sjamsul Kadar, Sekda Muna Barat L.M Husein Tali, Pendamping/Pembina Desa Wisata Sultra Herna Setianegara.
Kemudian ada masukan dan tanggapan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Miftahul Huda, Kemenparekraf Vincent Jemadu dan Indra Ni Tua, Menko Marinvest Kosmas Harefa, Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia Andi Yuweno, dan Penggerak Desa Nglanggeran Sugeng Handoko.