Baubau (ANTARA) - Pemerintah Kota Baubau melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian intensif memantau kebutuhan bahan pokok di pasaran menjelang perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 guna memastikan harga dan persediaan barang terpenuhi.
"Pemantauan pasar biasanya satu kali seminggu, ini kita intensifkan hampir setiap hari kita turun untuk memastikan perkembangan harga, distribusi dan stok barang dipasaran baik pasar Wameo, Karya Nugraha, pasar Laelangi, maupun Hipert Mart, distibutor dan Bulog," ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Baubau, H La Ode Ali Hasan, di Baubau, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya terus komunikasi dengan semua distibutor dan pedagang dipasaran terkait penyebab apabila ada gejolak kenaikan harga.
"Berdasarkan hasil pemantauan teman-teman ada beberapa jenis barang yang mengalami kenaikan dan ada juga barang yang turun menjelang Natal dan tahun baru," ujar mantan Kabag Ekonomi Setda Pemkot Baubau ini.
Dikatakan, harga telur yang sebelumnya sebesar Rp50 ribu/rak, dalam dua pekan terakhir ini mengalami kenaikan mencapai Rp55 ribu/rak, yang dipicu oleh gejolak kenaikan harga dari daerah asal seperti di Makassar (Sulsel).
"Selama ini kita ketergantungan telur itu kebanyakan dari Makassar. Jadi di Makassar ada kenaikan sehingga harga di Baubau juga tetap naik karena mereka juga beli mahal," ujarnya.
"Jadi harga itu bervariasi ada yang Rp55 ribu ada yang Rp53 ribu/rak, tergantung besar telur yang mereka jual," katanya dengan menyebutkan kenaikan itu juga kemungkinan karena banyaknya kebutuhan semua daerah termasuk Baubau, sehingga harga itu mempengaruhi harga telur yang ada di pasaran.
Terkait kondisi cuaca, kata dia, saat ini distribusi kebutuhan telur yang dikirim melalui kapal setiap saat tetap masuk, meski juga stok dari produksi lokal di daerah itu yakni Raja telur yang bisa mengimbangi kenaikan harga. "Tapi yang jelas stok barang masih tersedia hingga selesai Natal dan tahun baru," imbuhnya.
Selain telur, dari data pihaknya terkait perkembangan harga dan strategis lainnya di pekan kedua Desember 2020, komoditas ikan asin jenis Sunu mengalami kenaikan sebesar 17,6 persen atau sebesar Rp100 ribu/kg dari sebelumnya Rp85 ribu/kg. Ikan asin ini disuplai dari daerah Tomia (Kabupaten Wakatobi).
Kemudian, ikan teri (halus) mengalami kenaikan harga dari Rp110 ribu/kg menjadi Rp130 ribu/kg dengan persentase kenaikan 18,2 persen. Ikan asin jenis ini disuplai dari daerah Kabupaten Buton Tengah.
Kenaikan ikan asin jenis sunu dan teri halus tersebut disebabkan musim ombak yang mempengaruhi nelayan jarang turun melaut dan musim hujan yang menyebabkan proses pengeringan ikan kurang bagus sehingga permintaan lebih tinggi dari pada penawaran yang berimbas pada kenaikan harga dipasa-pasar tradisional di Baubau.
Selain itu, bumbu dapur jenis kemiri mengalami kenaikan harga sebesar Rp40 ribu/kg atau persantase kenaikan sebesar 14,3 persen dari harga sebelumnya sebesar Rp35 ribu/kg. Kenaikan itu disebabkan kemiri yang dijemur lama kering akibat musim hujan sehingga permintaan lebih tinggi dari pada penawaran yang berimbas pada kenaikan harga komoditas tersebut.