Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara menyebutkan, salah satu memicu inflasi di Sultra yang mencapai 0,47 persen di bulan April 2024 itu adalah dari kelompok transportasi.
Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti di Kendari, Kamis, mengatakan dari 11 kelompok pengeluaran yang memicu inflasi di Sultra transportasi penyumbang tertinggi yang mencapai 1,54 persen dengan andil inflasi 0,24 persen.
"Kalau jenis kelompok lain seperti makanan, minuman dan tembakau hanya 0,19 persen, perumahan, air listrik dan bahan bakar 0,06 persen, dan perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rumah tangga 0,01 persen," ujarnya.
Sedangkan kelompok kesehatan 0,01 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan-0,07 persen, pakaian dan alas kaki -0,82 persen dengan andil inflasi 0,04 persen.
Kelompok Rekreasi, olahraga dan budaya -0,38 persen, pendidikan 0,02 persen, penyediaan makanan dan restoran andil inflasi nya 0,03 persen dan kelompok perawatan dan jasa lainnya inflasi 0,05 persen.
Agnes menyebutkan bahwa, di Sulawesi Tenggara ada empat dari 17 kabupaten kota yang menghitung IHK setiap bulan adalah Kota Kendari, kota Baubau, Kabupaten Konawe dan Kolaka.
Dengan demikian inflasi (year on year) pada April 2024 Provinsi Sultra sebesar 2,93 persen dengan IHK sebesar 106,78. Inflasi tertinggi di Kota Baubau sebesar 3,21 persen dengan IHK 106,21 dan terendah di Kabupaten Kolaka sebesar 2,45 persen dengan IHK sebesar 106,77.
"Jadi inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditujukan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran tersebut," tuturnya.
Kegiatan rilis yang disampaikan BPS Sultra, juga dihadiri Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Ekonomi Setda Sultra La Ode Fasikin, dari BI, Bulog, dan instansi teknis provinsi Sultra lainnya.