Baubau (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelar kegiatan konsolidasi Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Rermaja) di Kota Baubau, Selasa.
Kegiatan yang diikuti siswa SMP dan SMA se kota Baubau yang menjadi anggota PIK Remaja tersebut dibuka oleh kepala Dinas Pengendalian Penduduk (Dalduk) dan KB Kota Baubau, Suarmawati, dihadiri Kepala BKKBN Sultra beserta rombongan dan dihadiri pejabat eselon lingkup Dinas Dalduk dan KB Baubau.
"Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Di usia seperti ini, pasti berpikirnya sesuatu yang sedikit prontal seperti apa yang diarahkan guru dan orang tuanya selalu dikritisi. Dan itulah remaja yang sedang mencari jati diri," kata Suarmawati saat membuka kegiatan itu.
Dikatakan, di Kota Baubau sudah terbentuk 25 kelompok PIK Remaja yang berpusat di sekolah dengan anggota adalah siswa setempat.
PIK Remaja kata Suarmawati, adalah suatu wadah kegiatan program PKBR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya," katanya.
"PIK Remaja ini merupakan wadah untuk saling tukar informasi, saling komunikasi terhadap masalah di tingkat remaja. Karena itu, jangan hanya lantang menyatakan bahwa sekolah ini ada PIK Remajanya, tetapi tidak ada aksi," katanya.
Suarmawati juga mengakui, bahwa kegiatan PIK remaja di Baubau tahun 2020 agak kurang karena kondisi COVID-19.
"Tetapi saya kira remaja di Baubau adalah remaja cerdas yang mampu sikapi semua masalah yang ada, sehingga perlu persiapkan diri untuk saling mengasah, mengasuh dan saling membimbing diantara teman-teman kita," katanya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Sultra, Asmar, mengatakan PIK Remaja di Sultra dan di Baubau khususnya sangat hebat hebat, remaja sangat energik dan kreatif yang dibuktikan dengan berbagai prestasi yang ditorehkan pada ajang nasional yang telah diikuti.
"Kita berharap, PIK Remaja ada di semua sekolah sebagai tempat menyelesaikan masalah bagi remaja di teman sebayanya. Di sekolah diharapkan ada konseling sebaya, diharapkan banyak mendengar masalah teman sebayanya kemudian mencarikan solusi," katanya.
Konseling sebaya itu kata dia, harus menjadi model atau contoh, yang masuk PIK Remaja harus menjadi contoh bagi rekannya untuk lebih baik dengan cara tidak miras, tidak narkoba, tidak ugal-ugalan.
"Ada bebrapa hal yang harus dilakukan seorang remaja yakni harus berprilaku hidup bersih dan sehat, melanjutkan pendidikan, harus mempunyai mimpi mau jadi apa, harus persiapkan diri untuk berkeluarga dan lain sebagainya," katanya.
Untuk berkeluarga kata Asmar, tidak mudah karena butuh persiapan yang matang, harus paham cara mendidik anak yang baik, harus punya pencaharian, siap mental, dan sebagainya.
Asmar juga mengatakan kualitas remaja Sultra diperhitungkan tingkat nasional, karena remaja sangat kreatif dengan berbagai prestasi yang tyelah diraih seperti juara satu lomba tik-tok challege.
"Kita tinggal menjaga agar mereka tidak terjebak napza, jangan seks bebas dan jangan nikah dini," pungkasnya.