Baubau (ANTARA) - Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara melalui Dinas Pertanian merencanakan menjadikan Pulau Makasar (Puma) sebagai kawasan peternakan itik dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp500 juta melalui APBD 2021.
"Rp500 juta ini persiapan dana awal. Sekda sebagai ketua tim anggaran dan Bappeda juga sudah menanggapi untuk kita masukan usulan di tahun 2021. Hanya memang kalau konsep dengan anggaran itu belum cukup," ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Baubau Muhamad Rais M di Baubau, Kamis.
Sehingga, pihaknya berencana dalam waktu dekat ke Jakarta menemui Dirjen Peternakan untuk menyampaikan konsep rancangan pengembangan itik tersebut agar mendapat perhatian dari Kementerian dalam hal anggarannya.
"Kita berharap dengan adanya dana awal ini, pemerintah pusat bisa mendukung kita. Dan kalau ini ditanggapi mungkin ada beberapa miliar akan kita usulkan sesuai kondisi wilayah itu (Puma)," ujarnya.
Proyeksi anggaran sebesar Rp500 juta, menurutnya, akan diperuntukkan sementara bagi tiga item yakni pengadaan bibit itik, kandang utama dan pakan.
Menurut dia, Pulau Makasar Kecamatan Kokalukuna direncanakan sebagai kawasan peternakan itik, karena daerah tersebut pada masa lalu merupakan wilayah dengan memiliki banyak hewan peliharaan itu. Apalagi, pengembangan itik sangat cocok di wilayah perairan.
"Kemarin saya dapat informasi dari masyarakat setempat bahwa zaman dulu banyak itik di sana (Puma). Kemudian ketika ada warga Puma datang ketemu saya jelaskan konsep itu dan mereka sangat setuju," ujarnya.
Tapi, tambah Kadis, obsesi merancang untuk mengembangkan Pulau Makasar sebagai pulau itik baru sebatas konsep. Pun itu pihaknya berencana akan menyosialisasikannya di beberapa kelurahan di pulau tersebut dengan mengundang lurah, RT/RW tokoh masyarakat dan masyarakatnya untuk menjelaskan konsep tersebut.
"Yang pasti konsepnya nanti tetap kita memperhatikan kondisi di sana, jangan juga karena adanya itu mengganggu kondisi masyarakat yang ada di situ. Makanya kita sosialisasikan dulu ke masyarakat berdasarkan konsepnya, sehingga kalau mereka setuju akan kita mulai," ujarnya.
Menurutnya pula, bila konsep itu disetujui oleh pemerintah pusat, maka ke depan juga pihaknya akan melibatkan dan bekerja sama dengan sejumlah instansi seperti PUPR, Pariwisata dan Perindag dalam rangka program sesuai bidangnya yang dibutuhkan.
"Kalau misalnya jadi, sarana prasarananya mungkin PU. Seperti juga pariwisata kalau itik sudah berkembang pasti akan muncul di sana industri kuliner itik dan akan banyak yang datang berwisata. Sedangkan kalau perindag dan koperasi kita adakan kerja sama membuat pelatihan-pelatihan membuat telur asin dan lainnya. Sehingga nanti kawasan itu akan berkembang dan akan ada efek domino bagi masyarakat," katanya.
"Kemudian, mungkin kami berikutnya juga akan mengadakan lagi mesin penetes itik, sehingga dalam pengembangannya tidak perlu lagi keluar ke daerah lain, tinggal mengembangkan sendiri di pulau itu," tambahnya.
Terkait pengelolaannya nanti, kata dia, akan dikelola oleh masyarakat setempat, apalagi kebetulan di pulau tersebut sudah ada binaan beberapa kelompok yang bisa didorong pembinaannya.