Wanggudu (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Workshop dan Penyiapan Perencanaan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja melalui penguatan peran Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR) di Konawe Utara, Selasa.
.
Kegiatan yang dibuka oleh Bupati Konawe Utara, Ruksamin, juga dihadiri langsung oleh Kepala BKKBN Sultra, Asmar, Forkopimda Konawe Utara, pejabat lingkup BKKBn Sultra, dan pejabat OPD terkait lingkup Pemda Kabupaten Konawe Utara.
Ruksamin meminta kepada remaja agar senantiasa merencanakan masa depan
karena remaja merupakan individu-individu calon pasangan yang akan membangun keluarga dan calon orangtua bagi anak-anak yang dilahirkannya sehingga perlu disiapkan agar memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga.
"Kesiapan berkeluarga merupakan salah satu kunci terbangunnya ketahanan keluarga dan keluarga yang berkualitas sehingga diharapkan mampu melahirkan generasi yang juga berkualitas. Karena itu, remaja harus menjadi seorang visioner," katanya.
Apabila gagal dalam membina remaja kata Ruksamin, bukan hanya menjadi ancaman kegagalan pembangunan karena gagal menyiapkan aktor-aktor/pelaku-pelaku pembangunan, tetapi juga ancaman kegagalan kualitas generasi berikutnya karena gagal dalam menyiapkan para calon orangtua.
Sementara itu, Kepala BKKBN Sultra, Asmar, mengatakan dalam konteks pembangunan manusia, pembinaan Remaja memiliki peran yang sangat strategis.
"Karena remaja merupakan individu-individu calon penduduk usia produktif yang pada saatnya kelak akan menjadi subjek/pelaku pembangunan sehingga harus disiapkan agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas," katanya.
Dikatakan, ikon Generasi Berencana atau GenRe merupakan representasi dari remaja yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati 5 (lima) transisi kehidupan remaja, yaitu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, melanjutkan pendidikan, memulai berkarir, menjadi anggota masyarakat yang baik, serta membangun keluarga yang berkualitas.
Oleh karena itu lanjut Asmar, dalam Pembinaan Ketahanan Remaja, para remaja ditingkatkan pengetahuan dan pemahamannya oleh teman sebayanya (peer group) di PIK R melalui Pendidik Sebaya, serta kualitas pengasuhannya (parenting) oleh orangtua melalui peran Kader di kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR).
"PIK Remaja dan BKR merupakan implementasi upaya pembinaan ketahanan remaja melalui pendekatan teman sebaya (peer group) dan keluarga (parenting). Penguatan PIK Remaja dan BKR dimaksudkan agar keduanya tidak hanya terbentuk, tetapi juga menjalankan fungsinya secara berkualitas, diakses oleh penerima manfaat, dan terjaga keberlangsungannya," katanya.
Agar tujuan tersebut tercapai kata Asmar, diperlukan upaya-upaya strategis yang hanya bisa dilakukan oleh pengelola yang memiliki kapasitas yang relevan dengan perkembangan lingkungan strategis.
"Untuk tujuan itulah, pengelola PIK Remaja di sekolah khususnya di Konawe Utara dikumpulkan pada forum ini. Khusus di Konawe Utara terdapat 14 Kelompok PIK Remaja dan 12 kelompok BKR," katanya.
Asmar mengucapkan terima kasih kepada bupati dan Kepala Dinas PP dan KB Konawe Utara yang telah memberikan dukungan arahan dan memfasilitasi dalam pelaksanaan kegiatan ini.
"Kepada seluruh peserta, saya mengucapkan Selamat Mengikuti Workshop. Saudara-saudara adalah Fasilitator di workshop tersebut. Saya berharap, pelaksanaan Pro PN Penyiapan Perencanaan Berkeluarga bagi Remaja sudah mulai berjalan di kelompok PIK Remaja dan BKR. Dan seluruh PIK Remaja dan BKR lokus sasaran Pro PN sudah melakukan Edukasi Gizi, Kesehatan Reproduksi, dan Perencanaan Berkeluarga bagi remaja di kelompoknya masing-masing," pungkasnya.