Kendari (ANTARA) - Empat mahasiswa asal Sulawesi Tenggara (Sultra) yang baru saja melalui masa karantina di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terkait virus COVID-19 dan dipulangkan ke tiga kabupaten dan kota di Sultra, mulai melakukan kuliah dalam jaringan (daring) atau "online" dari Indonesia ke kampusnya di Hubei University of Science and Technology, Wuhan, China.
"Khusus mahasiswa dari Sultra, perkuliahan secara 'online' dimulai hari ini, tetapi kami minta kebijakan ke pihak kampus agar diundur besok karena kami baru tiba di daerah asal," kata Yayu Indah Maharani Hidayatullah, mahasiswa asal Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, usai penjemputan di Bandara Haluoleo Kendari, Selasa.
Yayun yang merupakan putri dari mantan Ketua KPU Sultra Hidayatullah itu tercatat sebagai mahasiswa kedokteran di Hubei University of Science and Technology, China.
Menurut Yayu, proses belajar mengajar atau perkuliahan saat ini dilakukan secara "online" menggunakan aplikasi.
"Semua mahasiswa yang menuntut ilmu di Hubei University of Science and Technology China, saat ini melakukan perkuliahan secara online, karena di kampus sana untuk sementara tidak ada aktivitas kuliah," katanya.
Sementara itu, isak tangis dan haru menyelimuti suasana saat empat mahasiswa itu bertemu dengan keluarga ketika penjemputan di Bandara Haluoleo Kendari.
Hidayatullah, orang tua salah seorang mahasiswa mengaku bangga terharu dan senang karena bisa bertemu dengan Yayu Indah Maharani, putri sulungnya tersebut.
"Susah saya ungkapkan rasa haru dan bahagia ini, yang jelas air mata sudah habis menetes selama ini ketika kasus virus corona mencuat," katanya.
Baca juga: Usai jalani observasi. empat mahasiswa asal Sultra tiba di Kendari
Empat mahasiswa asal Sultra yang tiba menggunakan maskapai penerbangan Batik Air itu yakni Yayu Indah Maharani Hidayatullah asal Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, mahasiswi di Hubei University of Science and Technology.
Kemudian Fitri Indar Dewi asal Kelurahan Kasiputte, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, mahasiswi di Hubei University of Science and Technology.
Yang ketiga adalah Klarasani Nurrahmi Safitri, asal Desa Lamoico, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, mahasiswi di Hubei University of Science and Technology.
Sedangkan keempat adalah Nia Daniati Rusli asal Desa Iwoimopuro, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, mahasiswi Hubei Minzu University.