Kendari (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) angkatan XII Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari memberikan edukasi kepada warga di Kecamatan Nambo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terkait perlakuan baik terhadap obat.
Dosen Pembimbing sosialisasi edukasi Nurramadhani A saat dihubungi di Kendari Jumat, mengatakan bahwa sosialisasi yang diberikan kepada warga tersebut mengenai dapatkan, gunakan, simpan, dan buang atau Dagusibu obat dengan baik.
"Kami juga memberikan sosialisasi terkait dengan penyakit menular TBC media leaflet kepada warga di pesisir Kecamatan Nambo," kata Nurramadhani.
Ia menyebutkan bahwa kegiatan sosialisasi edukasi yang dilakukan itu juga merupakan salah satu dari enam implementasi Tri Dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat.
"Melalui kegiatan ini diharapkan warga dapat memahami dan mengetahui mengenai Dagusibu obat serta penyakit menular TBC dengan baik dan benar," ujarnya.
Nurramadhani mengungkapkan pula bahwa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PSPA UHO Kendari itu dengan cara mendatangi warga dari rumah ke rumah untuk membawakan materi terkait Dagusibu dan penyakit menular TBC.
“Sosialisasi mengenai Dagusibu dimulai dengan pembagian leaflet dan penjelasan terkait konsep Dagusibu. Masyarakat diberi informasi tentang cara mendapatkan obat secara aman di fasilitas kesehatan terpercaya, serta penjelasan mengenai penggolongan obat -obat bebas, obat terbatas, obat keras, narkotik/psikotropika-,” kata Nurramadhani.
Ia juga menyampaikan bahwa sosialisasi tersebut juga mencakup cara penggunaan berbagai bentuk sediaan obat seperti oral, topikal, dan suppositoria untuk menghindari kesalahan penggunaan yang bisa menimbulkan efek samping.
Pentingnya penyimpanan obat yang benar juga dijelaskan, termasuk penyimpanan umum di tempat kering dan jauh dari sinar matahari serta penyimpanan khusus yang memperhatikan Beyond Use Date (BUD). Selain itu, tata cara pembuangan obat kedaluwarsa ditekankan agar tidak mencemari lingkungan atau disalahgunakan.
“Sosialisasi juga mencakup informasi tentang penyakit TBC, gejalanya seperti batuk, demam, nyeri dada, dan cara pencegahannya dengan pola hidup sehat. Leaflet berisi informasi pemeriksaan dahak dan rontgen sebagai langkah deteksi dini,” katanya.