Kendari (ANTARA) - Rumah sakit umum Hermina yang beralamat di jalan D.I Panjaitan Kelurahan Wundudopi Kecamatan Baruga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dibangun kurang dari satu tahun itu oleh pihak manajemen akan mulai dioperasikan pada Januari 2020.
Direktur RS Hermina Kendari, dr Ilham Juniarta di Kendari, Senin mengungkapkan, pembangunan RS Hermina yang telah menelan anggaran diatas Rp100 miliar itu terdiri dari empat lantai dengan menggunakan tangga lift serta di bagian belakang juga tersedia tangga darurat (emergency).
"Rencana pengresmiannya (soft opening) oleh bapak Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir. Kami juga sangat berharap bapak Gubernmur Sultra Ali Mazi bisa berkenang hadir pada peresmian RS Hermina tersebut," ujaranya.
Menurut dr Ilham, hingga saat ini progres bangunan sudah mencapai 95 persen, termasuk teknis peralatan RS yang digunakan juga suha dalam penyelesaian.
Ia mengatatakan, bangunan yang terdiri dari empat lantai, dimana lantai pertama terdapat front Office, costumer service, IGD, RWJ poliklinik spesialis, Inst. Farmasi,
Inst. Labiratorium, Inst. Radiologi, kasir dan cafetaria.
Sementara lantai dua terdiri kamar bersalin, kamar operasi, KBBL, perina, perawatan intensif ICU/PICU/NICU, CSSU, Inst.rehab medik dan KTK. Lantai tiga terdiri dari ruang perawatan anak, ruang perawatan obsgyen, dan ibu sementara lantai empat terdiri dari ruang perawatan umum, ruang umum (pantry dan laundry) dan ruang administasi (kantor).
Tanpa menyebut secara keseluruhan jumlah fasilitas tempat tidur yang tersedia, namun menurut dr Ilham Juniarta, bahwa dengan hadirnya RS Hermina di Kota Kendari, merupakan salah satu rumah sakit yang dibangun pihak manajemen RS Hermina grup yang juga telah dibangun dihampir seluruh wilayah provinsi, dan bahkan ada beberapa kota di pulau Jawa terbangun RTS Hermina.
Lebih jauh dr Ilham mengatakan, bahwa sejarah Hermina Hospital Group awalnya didirikan sejak tahun 1967 yang pada mulanya merupakan Rumah Sakit Bersalin (RSB) atas prakarsa dari Ibu Hermina Sulaiman dengan hanya kapasitas tujuh tempat tidur di Djatinegara Jakarta saat itu.
Pada tahun 1970 bekerjasama dengan Dr.Budiono Wibowo, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengembangkan fasilitas pelayanan menjadi 13 tempat tidur dan mengganti nama RB Djatinegara menjadi RB Hermina.
"Jadi atas dasar keinginan untuk mengembangkan RB ini oleh sejumlah dokter tersebut, maka pada tahun 1983 dibentuk Yayasan Hermina. Yayasan Hermina ini kemudian mengajukan ijin untuk mendirikan Rumah Bersalin Hermina pada 1985 diresmikan berdirinya RSB Hermina dan kemudian dikembangkan menjadi Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) Hermina," ujaranya.
Dalam upaya untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat luas maka pihak manajemen RSIA dan RS Hermina mulai mendirilkan cabang dengan jumlah ada 35 RS sampai saat ini.
"Alhamdulillah RS Hermina Kendari sebagai RS anggota Hermina Grup yang ke-35 hari ini telah melayani pasien, hingga sore ini pasien telah berobat ke IGD dan kontrol kehamilan dengan dokter spesialis Obsgyn, dr. Muzdatul, SpOG dan dilakukan USG untuk menilai kehamilannya", tutupnya.