Kendari (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan skala besar merupakan strategi pencegahan bencana alam banjir jangka panjang.
"Sejumlah daerah di Indonesia endemik bencana banjir saat curah hujan tinggi. Beberapa faktor menjadi penyebab, tetapi yang lebih penting adalah menjadi cara mencegah musibah banjir," kata Menteri Basuki di Kendari, Kamis.
Hal tersebut dikemukakan Menteri PUPR pada rapat koordinasi bersama Komisi V DPR RI yang dipimpin Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi serta diikuti sejumlah kepada daerah yang terdampak bencana banjir.
Menteri PUPR, Basarnas Pusat, dan anggota Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik di Sultra terkait bencana alam banjir yang melanda sejumlah daerah kabupaten/kota.
Di Sultra terdapat bendungan skala besar di Ameroro, Kabupaten Konawe yang dibangun awal tahun 80-an, saat ini sedang berjalan pembangunan Bendungan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur dan tahun 2020 direncanakan pembangunan Bendungan Felosika di Konawe.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan pembangunan bendungan skala besar dipastikan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan DPRD setempat.
"Bendungan multi fungsi. Selain mencegah bencana banjir juga menjadi sumber pengairan sawah, sumber energi listrik, arena olahraga air dan lokasi wisata," ujar Gubernur Ali.
Potensi areal persawahan di kabupaten/kota se-Sultra menjanjikan sehingga pembangunan bendungan skala besar maupun embung dibutuhkan petani untuk meningkatkan produktivitas hasil panen.
Anggota Komisi V DPR RI Ridwan Bae mengatakan program pembangunan bendungan Feloksika di Kabupaten Konawe tidak pernah berhenti diperjuangkan pada level pemerintah pusat.
"Menteri PUPR telah merespon aspirasi pembangunan bendungan Felosika dengan deposit sekitar 800 juta meter kubik. Tahun 2020 sudah dimulai tahapan pembangunannya," kata Ridwan yang juga Ketua DPD Golkar Sultra.*