Kendari (ANTARA) - Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) memastikan beberapa jembatan yang terperosok dan tidak bisa dilewati kendaraan roda empat dan roda dua akibat banjir yang melanda beberapa kabupaten di Sultra segera teratasi.
"Pengarahan alat berat dan pekerja pada sejumlah titik tertentu dalam rangka untuk memulihkan lalu lintas yang terputus akibat jembatan yang rusak pascabencana banjir di Sultra menuju perbatasan Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah mulai kita tangani," kata Kepala BPJN XXI Kendari Sultra Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yohanis Tulak Todingrara di Kendari, Jumat (14/6).
Ia mengatakan, pembuatan jembatan darurat dari besi (bailey) sudah disiapkan, namun terkendala akses untuk membawah sejumlah material ke lokasi bencana masih sulit dilalui karena beberapa titik wilayah khususnya di jalur antar provinsi utara Sultra menuju Sulteng masih sulit ditembus karena air di muka jalan masih tertutup.
"Jembatan Asera di kilometer 153 merupakan akses penting karena merupakan jalan penghubung antara provinsi Sultra dan Sulteng. Jembatan itu rusak karena oprit tergerus air yang cukup deras," ujarnya.
Berdasarkan catatan BPJN XXI, sebanyak empat jembatan yang rusak dan terperosok akibat banjir, namun hanya dua yang rusak berat yakni di Asera pada kilometer 153 dan jembatan Ameroro Unaaha Kabupaten Konawe menuju Kolaka Timur pada kilometer 54.
Hujan deras yang terjadi 2-3 Juni 2019 lalu membuat akses lalu lintas tersendat. Pasca banjir tim pengawas BPJN XXI sudah mulai membenahi saat itu namun di saat tim mulai memperbaiki kemudian terjadi hujan kembali sehingga beberapa ruas jalan tertutup air hingga muka jalan.
Sebagai contoh di Jalur Asera menuju jalur ke daerah perbatasan Sulteng ada puluhan kilometer yang tidak bisa dilalui akibat genagan air dengan ketinggian bervariasi antara 50 cm hingga satu meter bahkan lebih.
Begitu pula jalur lalu lintas dari Pondidaha menuju Unaaha Kabupaten Konawe hingga Ameroeo Lambuya menuju Kolaka Timur ada lebih satu kilometer tidak bisa dilewati kendaraan karena tergenang air dengan ketinggian di atas satu meter.
"Namun di jalur Unaha ke Kolaka Timur belum terlalu separah dengan Konawe Utara, karena ada jalur alternatif melalui Motaha Landono, tembus Lambuya dengan jarak tempuh dua jam lebih," ujar Yohanis Tulak.
Dengan demikian, untuk memulihkan sejumlah jembatan dan jalan yang rusak, BPJN Kendari melakukan penanganan darurat semi permanen tujuannya agar jalan rusak itu segera berfungsi, dan selanjutnya setelah kondisi cuaca sudah aman maka akan dibangun secara permanen.
"Untuk penanganan dan pemulihan jembatan dan jalan pada sejumlah titik yang rusak, BPJN tetap melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dalam hal ini Pemkab Konawe Utara dan Konawe, termasuk melibatkan intansi tekni lainnya," tuturnya.