Kendari (ANTARA) - Harga sejumlah komoditas sektor perkebunan di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), hingga minggu kedua bulan Mei 2019 bervariasi meskipun stoknya masih terpantau aman
"Harga Komoditas perkebunan di Kendari hingga saat ini masih tergolong stabil dengan tingkat penjualan sesuai dengan lokasi di mana bahan baku komoditas itu dilakukan transaski," ujar Petugas PIP/APHP Dinas Perbeunan Sultra, Adnan Jaya di Kendari, Jumat.
Ia mengatakan, ada empat lokasi/tempat terjadinya transaksi jual beli yang setiap hari dipantau serta dilaporkan. Harga pada tingkat petani produsen, tingkat pedagang pengumpul, tingkat pedagang antar daerah dan harga ditingkat pedagang pengecer.
Sebanyak 13 komoditas perkebunan Sultra yang menjadi titik sasaran yang dilaporkan dalam bentuk harian maupun mingguan.
Komoditas unggulan perkebunan yang dicatat meliputi kakao dalam bentuk biji kering, jambu mete gelondongan maupun dalam bentuk kacang mete, lada putih, cengkih, kelapa, aren, kopi robusta, sagu, pala, kemiri, pinang, ketumbar dan asam jawa.
"Khusus kakao saat ini dalam bentuk biji kering dengan kadar air tidak melebih 10 persen, termasuk juga jenis komoditi perkebunan lain yang terterah diatas," kata Adnan.
Harga kakao kering saat ini dijual antara Rp24.000 per kg pada tingkat petani, sedangkan pada tingkat pedagang pengumpul dan pedagang antardaerah dijual masing-masing Rp25.000-Rp27.000 per kg.
Begitu pula dengan harga mete gelondongan saat ini mencapai Rp13.000 per kg ditingkat petani, sedangkan pada pedagang pengumpul dan pedagang antar daerag masing-masing Rp14.000-Rp15.000 per kg. Sementara dalam bentuk kacang mete antara Rp115.000 hingga Rp120.000 per kg tergantunag dari kualitas produknya.
Sedangkan harga kacang mete di tingkat pedagang pengecer bervariasi antara Rp135.000 hingga Rp150.000 per kilogram.
Sementara harga cengkih saat ini masih bertahan yakni antara Rp75.000 per kg ditingkat petani produsen dan Rp80.000 hingga Rp85.000 pada tingkat pedagang pengumpul dan pedagang antar daerah.
"Harga cengkih saat ini alami penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya yang mencapai angka Rp100.000 hingga Rp125.000 per kilogram," tuturnya.