Kendari (Antaranews Sultra) - Dinas Perkebunan dan Hortikulturan Sulawesi Tenggara menyebutkan bahwa harga 10 komoditas perkebunan hingga minggu keempat Maret 2018 masih stabil.
"Dengan kondisi curah hujan yang sering terjadi hampir di seluruh wilayah di Sultra, menyebabkan kualitas produk petani cenderung berpengaruh sehingga alami penurunan harga," kata petugas pelayanan informasi pasar Komoditi Perkebunan Disbun Sultra, Adnan Jaya di Kendari, Rabu.
Ia mengatakan, selama sebulan terakhir ini, harga komoditi perkebunan dan hortikultura masih tergolong stabil. Kalaupun ada yang naik masih dalam batas yang wajar.
Harga kakao masih bertahan pada kisaran Rp25.000 per kilogram pada tingkat petani produsen, sedangkan pada pedagang antarpulau mencapai Rp30.000 per kilogram dengan kadar air tujuh persen.
Sementara komoditas lainnya seperti kacang mete, lanjut Adnan harganya masih tetap tinggi pada kisaran Rp135,000 per kilogram sementara pada tingkat pedagang pengecer antara Rp150.000 hingga Rp170.000 per kilogram.
Begitu pula dengan komoditas lada putih kini mencapai harga Rp42.000 per kilogram tingkat petani produsen sedangkan penjualan pada tingkat pedagang antardaerah mencapai Rp47.000 hingga Rp50.000 per kilogram.
"Stabilnya harga komoditas perkebunan itu, karena permintaan konsumen baik lokal maupun antarpulau masih biasa, dan belum ada kecendrungan dalam partai besar," katanya.
"Biasnya bila permintaan banyak, terkadang harga di tingkat pedagang pengumpul, langsung menaikkan, karena sudah menjadi mekanisme pasar yang tidak bisa diintervensi oleh pehak manapun termasuk pemerintah," ujarnya.
Sementara jenis komoditas perkebunan lainnya seperti kelapa, aren, sagu, pala, kemiri dan pinang, juga belum mmengalami perubahan harga yang signifikan dan masih seperti pada bulan sebelumnya.
"Kecuali cengkih, selama satu bulan terakhir ini menghilang dipasaran karena produknya tidak ada ditingkat petani karena panen sudah berlalu," ujarnya.