Baubau (Antaranews Sultra) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara masih memfokuskan APBD 2018 pembuatan dokumen revisi perencanaan resiko bencana yang dikerjakan dari Universitas Haluoleo (UHO) Kendari.
"Pembuatan dokumen itu terlebih dahulu mereka akan melakukan survei lokasi," ujar Kepala BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali, di Baubau, Minggu.
Selain kegiatan itu, pihaknya juga akan melaksanakan simulasi bencana banjir pada tri wulan pertama 2018 dengan melibatkan kepolisian, TNI, dan SAR.
"Simulasi itu lokasinya belum ditentukan karena kita masih berkordinasi dengan kepolisian, TNI dan SAR, karena mereka akan dijadikan instrukturnya," ujarnya, seraya menyebutkan anggaran kegiatan-kegiatan itu sekitar Rp200 juta lebih, dan belum termasuk untuk membuat talud di jembatan gantung yang roboh saat meluapnya air saat hujan deras beberpa hari yang lalu.
Ia mengatakan, untuk mempercepat penanganan talud yang roboh di jembatan gantung Kelurahan Nganganaumala sudah dianggarkan sebesar Rp110 juta.
"Talud itu harus dikerjakan pada tri wulan pertama 2018. Robohnya talud tersebut diakibatkan meluapnya air kali yang turun begitu deras saat hujan yang mengguyur beberapa hari itu," ujarnya.
Sedangkan pembangunan talud lainnya yang diusulkan kepusat melalui APBN, kata dia, terdapat empat titik yakni lanjutan pembangunan tahap kedua di Lakorapu, dan lokasi di pasantren syek abdul wahid Kelurahan Bataraguru Kecamatan Wolio.
Kemudian, lanjutan pengerjaan dua talud lainnya di Kelurahan Waliabuku Kecamatan Bungi dengan ukuran sekitar 800 meter dan 40 meter akibat ketika air meluap naik hingga kebibir jalan.
"Tim dari BNPB pusat dan provinsi sudah turun meninjau kelayakannya dan sudah diasistensi oleh tim," katanya