Kendari (Antara News) - Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Tenggara Laode Amijaya Kamaluddin, mengatakan penyerapan beras lokal dari petani selama 2016 di daerah tidak mencapai target.
"Dari target penyerapan 40.000 ton, kita hanya mampu menyerap 24.000 ton atau sekitar 60 persen dari target," kata Amijaya Kamaluddin, di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan penyerapan beras tahun ini tergolong lamban karena hanya bisa mencapai 60 persen hingga akhir tahun.
"Salah satu alasan atau kendala karena alat pengering gabah pascapanen yang dimiliki petani masih kurang sehingga masih menggunakan cara konvensional atau dijemur di bawah sinar matahari," katanya.
Selain itu kata Amijaya, harga pembelian pemerintah (HPP) terhadap beras petani yang masih di bawah harga pasar menjadi penyebab tidak terpenuhinya target penyerapan beras tersebut.
Disebutkan, HPP beras yang diperlakukan Bulog sebesar Rp7.300 per kilogram, sedangkan harga yang diberlakukan di pasaran atau para tengkulak melebihi besaran HPP.
"Kami juga belum mendapat informasi dari pusat apakah tahun depan akan ada peningkatan atau kenaikan HPP atau tidak. Tetapi kami berusaha maksimalkan penyerapan beras dengan HPP yang ada saat ini," katanya.
Ia mengaku, tahun 2017 Bulog akan terus meningkatkan pengadaan beras dengan target yang sama yakni 40.000 ton.
Selain itu kata Dia, pihaknya siap menampung hasil panen jagung dari petani, karena saat ini petani di daerah itu sedang menggeliat dalam memproduksi tanaman jagung.