Jakarta (Antara News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui jika dirinya terkadang lupa hari karena terlalu "asyik" bekerja dan blusukan memantau program pembangunan di daerah.
"Kita juga nggak tahu kan kadang ini hari Senin, Selasa atau Rabu. Kadang-kadang kita Sabtu-Minggu ke luar daerah untuk mengecek atau mengontrol pekerjaan-pekerjaan yang sudah kita kerjakan disana," kata Jokowi saat wawancara bersama Antara di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis malam.
Kepala Negara mengatakan durasi dua tahun dalam kepemerintahannya adalah waktu yang begitu cepat.
Kebiasaan kerja Presiden yang seringkali mulai bekerja dari pagi dini hari hingga petang hari, diakui Jokowi membuatnya lupa waktu.
Pada saat kunjungan ke beberapa daerah pun terkadang Presiden menyempatkan diri turun dari mobil kepresidenan untuk menemui warga masyarakat dan membagikan buku tulis kepada anak-anak.
Buku yang dibagikan juga memiliki makna tersendiri yang beirisi pesan tertulis "Ayo belajar, belajar belajar" yang mengajak anak-anak Indonesia untuk giat belajar.
Tak pelak, saat membagikan buku dan bertemu dengan masyarakat tersebut, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) harus "berjibaku" atau bekerja keras mengamankan Kepala Negara ketika banyak warga yang berebut menyalami dan bahkan ber-swafoto (selfie) bersama Jokowi.
Ritme kerja yang begitu padat juga cenderung membuat mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengulur waktu makan.
"Kebiasaan saya memang tidak makan siang, tidak pada jam 12 atau jam 1, biasanya memang jam dua, jam tiga atau setengah empat. Nanti malam juga sama, malam seringnya makan sekitar jam 9, 10, 11, 12," ungkap Presiden.