"Penetapan dan pengembangan kawasan wisata mangrove di Kendari juga dapat memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Kendari, hal ini sangat relevan dengan program pemerintah untuk mewujudkan Kendari green city," kata Asrun di Kendari, Sabtu.
Ia mengatakan, Pemkot Kendari telah mengembangkan sekitar 50 hektare kawasan magrove (Bakau), yang terletak tepat di bibir pantai yang berada di Kelurahan Lahundape, dan sekitar 35 hektare di Pulau Bungkutoko.
"Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah dan terobosan baru untuk mendukung terwujudnya Kota Kendari sebagai kota hijau atau Green City," ujarnya.
Menurut dia, untuk menciptakan visi Kota Kendari sebagai Kota Hijau, pemerintah Kota Kendari menjalankan sejumlah aksi yakni di antaranya, green planning and design, green open space, green community, green transportation, green energy, green building, green water, dan green waste.
"Untuk program pengembangan wisata mangrove Teluk Kendari merupakan bagian dari aksi yang tercantum dalam aksi green open space atau ruang terbuka hijau," katanya.
Dia menjelaskan, Pemkot Kendari, saat ini fokus melakukan terobosan dan upaya untuk penyelamatan ekosistem mangrove agar tetap lestari berada di bibir Teluk Kendari.