Palu (Antara News) - Kepolisian Resor (Polres) Palu berupaya melakukan deradikalisasi kepada teroris yang sudah tertangkap maupun masyarakat yang memiliki pemahamanan yang keliru tentang Islam.
Kepala Polres Palu AKBP Basya Radyananda di Palu, Selasa, mengatakan polisi akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan tokoh agama.
"Nanti, kita akan mengunjungi lembaga permasyarakatan yang terdapat narapidana kasus terorisme dan kita akan mengajak mereka agar tidak lagi melanjutkan aksi melanggar hukum," kata Basya.
Selain aparat kepolisian dan pemerintah daerah, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi dan pencegahan ke masyarakat terkait pencegahan terorisme.
Mengenai pencegahan aksi terorisme yang kemungkinan bisa terjadi di Kota Palu, Basya mengatakan aparat akan melakukan upaya preventif berupa razia dan pengawasan di pintu-pintu masuk atau keluar Kota Palu.
Dia juga mengajak masyarakat tidak mudah terbujuk oleh ajakan kelompok tertentu untuk melakukan tindakan melanggar hukum.
Saat ini, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dan Polda Sulawesi Tengah gencar memburu kelompok bersenjata di Kabupaten Poso berikut jaringannya yang berada di sejumlah tempat di Sulawesi Tengah.
Baru-baru ini, sejumlah terduga teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dibekuk di Kabupaten Poso.
Jaringan teroris itu memiliki peran beragam antara lain mengirim logistik kepada kelompok MIT di bawah pimpinan Santoso ke hutan, menyimpan uang, menyembunyikan pelaku teror atau merakit senjata.
Sebelumnya, Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Idham Azis menyatakan polisi dan aparat lainnya akan terus mengejar dan menangkap kelompok sipil bersenjata di Kabupaten Poso karena mereka telah meresahkan masyarakat.
"Kita akan kejar dan kejar karena teroris adalah musuh negara," katanya.