Poso (ANTARA) - Kapolda Sulteng Irjen Pol Syafril Nursal mengatakan didapati ada bom di badan dua orang pelaku DPO jaringan MIT penyerang petugas polisi, yang tewas dalam kontak tembak, di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Rabu.
"Setelah melakukan aksinya kedua pelaku melarikan diri, kemudian dikejar dan dilakukan penyisiran tim kita dan didapati dua-duanya di sini (lokasi kontak tembak,red) dan di badannya ada bom sehingga dengan kondisi itu harus dilumpuhkan," ungkap Kapolda Irjen Pol Syafril Nursal, di Kabupaten Poso.
Kapolda menegaskan, tindakan tegas tersebut harus dilakukan untuk mengantisipasi tindakan yang bisa membahayakan tim aparat yang melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku.
Karena sebelumnya dua pelaku ini telah melakukan penyerangan kepada polisi yang bertugas pengamanan salah satu Bank di Kota Poso, menyebabkan anggota polisi tersebut alami terluka tembak di dada sebelah kanan tembus punggung belakang.
Kapolda mengemukakan, kedua pelaku sendiri dipastikan merupakan anggota kelompok sipil bersenjata jaringan MIT pimpinan Ali Kalora.
"Untuk itu saya meminta kepada Ali Kalora dkk untuk segara menyerah, kalau tidak kita akan buru terus sampai kapanpun juga sampai habis semuanya," ujarnya.
Kemudian kata Kapolda, apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini di wilayah Kabupaten Poso, diduga rangkaian aksi oleh kelompok ini.
"Perlu kita ketahui sebelumnya itu telah terjadi penyangongan terhadap patroli kita, kemudian mereka memotong orang sedang panen kakao dalam kebun perbuatan sadis tanpa perikemanusiaan," ungkap Kapolda
Kapolda jelaskan, pelaku dalam aksi brutal tersebut, diketahui oleh istri dan anak korban yang masih kecil.
"Dibunuh dengan cara dipotong lehernya kemudian ditinggal yang sampai sekarang belum kita temukan kepalanya. Ini sadis luar biasa, karena orang sipil tidak bersalah pun jadi sasarannya," tuturnya.
"Target pelaku ini mengambil senjata dari anggota, tidak ada perampokan murni mengambil senjata dari TKP dan CCTV yang kita lihat," ucap Kapolda menegaskan.
Kapolda katakan, dengan ada kejadian ini pengamanan di wilayah diperketat, mengingat jaringan kelompok tersebut telah masuk ke dalam Kota Poso. "Pengamanan diperketat dengan melibatkan teman-teman dari TNI," ujarnya.
Ia mengatakan untuk mayat kedua pelaku akan bawa ke Palu untuk diotopsi dan diidentifikasi.
"Barang bukti yamg didapat ada senjata FN, ada peluru, ada bom, sepeda motor yang dipakai dan beberapa barang bukti lainnya," kata Kapolda.
Kapolda juga mengatakan saat ini diperkirakan DPO kelompok tersebut diduga sekitar 14 orang di wilayah Kabupaten Poso. "Masih sekitar 14 orang dan kita masih terus mendeteksi mereka," katanya.
"Sementara kondisi polisi yang tertembak stabil, sekarang sudah saya kirim ke Palu untuk mendapatkan perawatan yang intensif," imbuhnya.