Kendari (Antara News) - Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), kini menjadi lokasi tujuan studi banding pengelolaan sampah dari beberapa pemerintah daerah di Indonesia, beberapa waktu terakhir dari Kota Malang dan Kota Baubau.
Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Kendari, Tin Farida, di Kendari, Rabu, mengatakan, sudah puluhan pemerintah daerah melakukan studi banding ke daerahnya.
Mereka berkunjung ke Kendari dengan tujuan sama, yakni mempelajari cara pengelolaan tempat pemrosesan akhir sampah di TPAS Puuwatu di ibu kota Provinsi Sultra itu.
"Dalam satu mingu terakhir ini ada dua pemda yang datang belajar mengenai pengelolaan TPA sampah yakni Pemkot Malang dan Pemkot Baubau," katanya.
Sebelumnya, kata Tin Fadira, Pemkot Gorontalo, Pemkot Palopo, Pemkot Ternate, dan beberapa pemda di Kalimantan, Jawa dan Sumatera juga berkunjung ke Kendari untuk melakukan hal yang sama.
"Saya tidak bisa mengingat satu-satu semua pemda yang datang untuk sekadar mempelajari pengelolaan sampah di Kendari, karena jumlahnya banyak," kata Tin Farida.
Menurutnya, salah satu ketertarikan pemda tersebut adalah cara pemerintah Kendari memanfaatkan sampah menjadi gas metan yang bisa digunakan oleh warga untuk keperluan penerangan listrik dan memasak.
Lebih lanjut dijelaskan, ketertarikan daerah untuk belajar di Kendari juga karena hanya dengan dana Rp200 juta maka bisa mengelola sampah menghasilkan gas metan.
"Tidak puas datang belajar di sini, pemda tersebut juga ada yang mengundang kami untuk datang menjadi pemateri dalam seminar pengelolaan sampah yang mereka adakan," katanya.