Palu, (Antara News) - Realisasi pengadaan beras yang dilakukan Bulog Sulawesi Tengah hingga kini baru mencapai 11.200 ton dari target yang ditetapkan, yakni 47.000 ton, kata Kepala Perum Bulog Sulawesi Tengah, Ma'ruf.
"Kami baru berhasil membeli beras petani sebanyak 11.200 ton, namun kami optimistis target bisa tercapai pada akhir Desember 2014," kata Ma'ruf di Palu, Sabtu.
Ia mengatakan pada musim panen 2014, Bulog Sulteng mentargetkan pembelian beras petani di daerah itu sebanyak 47 ribu ton.
Meski baru 24 persen realisasi pembelian, namun Mar'uf tetap optimistis sampai Desember 2014 target pengadaan bisa tercapai. "Kita akan berusaha lebih gencar lagi melakukan pembelian guna memenuhi target yang telah ditetapkan tersebut," katanya.
Ia mengaku realisasi pengadaan kali ini relatif kecil dibandingkan sebelumnya.
Misalkan pada priode Januari hingga Juli 2013, pengadaan sudah mencapai 20 ribu ton.
Sementara pada priode sama 2014, kata Mar'uf, penyerapan produksi petani dalam bentuk beras baru 11.200 ton.
Menurut dia, beberapa faktor yang cukup mempengaruhi kegiatan pembelian beras petani di Sulteng.
Diantaranya produksi petani di beberapa sentra produksi menurun akibat serangan hama menyebabkan puso. Faktor lainya kekeringan dan juga banyaknya pedagang dari luar melakukan pembelian langsung di sentra=sentra produksi.
Di Sulteng, katanya, banyak pedagang dari Gorontalo dan Manado datang ke kantong-kantong produksi beras di Sulteng untuk membeli beras.
Para pedagang dari luar membeli beras petani jauh diatas harga pembelian Bulog yang mengacu kepada standar harga pembelian pemerintah (HPP). Bulog membeli beras petani terima langsung di gudang dengan harga HPP yaitu Rp6.600,00 per kilogram.
Sedangkan para pedagang membeli beras petani rata-rata Rp7.200,00 per kilogram sehingga selisih cukup mencolok. Otomatis petani lebih memilih menjual kepada pedagang dari luar ketimbang Bulog melalui mitra di lapangan (swasta) dan kelompok tani.
Padahal, kata Mar'uf, mitra Bulog yang ada di Sulteng terlibat dalam kegiatan pengadaan beras sekitar 50, belum termasuk dengan kelompok-kelompok tani tersebar di kabupaten dan kota di Sulteng.