Kendari, (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Tenggara, H.Nur Alam meminta seluruh jajaran Kementerian Agama (Kemenag) Sultra meningkatkatkan kinerja secara profesionalisme dan memiliki intergritas.
"Profesionalitas tanpa integritas akan membawa kerugian dan kehancuran, sedangkan integritas tanpa profesionalisme akan menyebabkan kita jalan ditempat ditengah dunia yang kompetitif ini," katanya saat mebacakan sambutan Menteri Agama yang sekaligus memimpin upacara pada Peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-67 di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan, jajaran kemenag harus memperbarui paradigma, yaitu bekerja secara dinamis, proaktif, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan semua fungsi yang ada dalam organisasi, juga dapat menjadi panutan, terutama menyangkut karakter kejujuran, integritas dan berpegang teguh pada kebenaran dalam segala tindakan dan perbuatan, guna memenuhi tuntutan dinamika kementerian dan dinamika masyarakat.
Tugas Kementerian Agama lanjut Nur Alam adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin.
Ada lima hal yang menjadi program strategis, yaitu peningkatan kualitas kehidupan beragama, peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, peningkatan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, peningkatan pelayanan ibadah haji, serta tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
"Untuk itu mari kita terus memelihara nilai-nilai dan budaya organisasi serta martabat Kementerian Agama yang selalu dekat dengan masyarakat, bersihkan diri dan lingkungan kerja dari perilaku koruptif, jauhi sikap arogan, nepotisme, feodalisme dan tinggalkan mentalitas penguasa yang tidak sejalan dengan semangat reformasi dan modernisasi," jelasnya.
Gubernur mengingatkan, dalam mengelola kerukunan antarumat beragama dan kemajemukan bangsa, sesungguhnya Indonesia diakui sebagai "kiblat" toleransi dan kerukunan beragama di dunia. Setiap memperingati HAB, jajaran karyawan kementerian tersebut diingatkan sejarah dan perjuangannya.
"Agama tak bisa dipisahkan dari kehidupan negara dan kementerian tersebut berdiri untuk memelihara dan menjamin kepentingan agama serta pemeluk-pemeluknya dan masih diperlukan kesadaran untuk menjunjung etika kerukunan, seperti sikap tenggang rasa antar-komunitas pemeluk agama, tidak menjadikan umat yang telah memeluk suatu agama tertentu sebagai sasaran penyebaran agama lain. Juga menghormati kesucian tempat ibadah, kitab suci, dan simbol keagamaan dari tindak penodaan dan sebagainya,"Urainya.
Terkait penyelenggaraan ibadah haji Gubernur Sultra menilai lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Pemerintah harus terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji.
Pembaruan kebijakan penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk meningkatkan pelayanan jemaah haji, baik di tanah air maupun di Arab Saudi dan mewujudkan akuntabilitas pengelolaan dana haji.
Menyangkut pencapaian kinerja dalam aspek tata kelola, khususnya dalam pengelolaan anggaran dan laporan keuangan, Nur Alam mengatakan, Kementerian Agama telah meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Dengan Paragraf Penjelasan (DPP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Prestasi tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan di tahun mendatang," tutupnya.
Bersamaan dengan upacara, diserahkan Satya Lancana Karya Satya kepada karyawan yang telah mengabdi selama 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun.
Hadir pada upacara itu Wakil Bupati Bombana Hj Masyhura Ilah Ladamay, Ketua STAIN Qaimuddin Kendari, Nur Alim, Pimpinan Forum Komunikasi Pemerintah Daerah limgkup Sultra dan seluruh pejabat eselon III dan IV, termasuk seluruh karyawan-karyawati Kementerian Agama Provinsi Sultra.(Ant).