Kendari (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara (Konut) menyebutkan bahwa satu desa di Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konut, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), terisolasi akibat banjir dari luapan Sungai Lalindu.
Kepala BPBD Konawe Utara, Muh Aidin saat dihubungi di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa desa tersebut adalah Desa Padalere Utama yang terisolasi akibat jembatan yang merupakan satu-satunya akses ke desa tersebut terendam banjir.
"Jembatan gantung itu satu-satunya akses untuk menyeberang di salah satu Desa Padalere Utama, Kecamatan Wiwirano," kata Muh Aidin.
Dia menyebutkan bahwa jembatan yang panjangnya sekitar 60 meter dengan lebar 1,5 meter itu terendam banjir sekitar 70 centimeter akibat luapan Sungai Lalindu karena intensitas hujan tinggi di hari kedua setelah Lebaran Idul Fitri.
"Saya pantau tadi itu tingginya sekitar 70 centimeter," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa jumlah warga di desa tersebut sebanyak 105 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah sekitar 400 jiwa di wilayah itu yang terdampak.
Muh Aidin menyampaikan bahwa sejak banjir, Pemerintah Daerah Konut telah memberikan paket logistik sebelum Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah di 105 KK yang terdampak di desa tersebut.
"Logistik untuk sekarang, kami masih persiapkan. Dan, satu-satunya jalan kalau ada logistik yang mau diseberangkan, yaitu harus menggunakan rakit dan perahu milik warga (selain dari jembatan)," ucapnya.
Ia menambahkan bahwa untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, BPBD Konut bekerja sama dengan kepolisian, pemerintah desa dan kecamatan setempat, serta relawan untuk selalu bersiaga agar memberikan perlindungan kepada masyarakat.
"Kami punya relawan BPBD desa dan kecamatan, bersama Polsek, dan aparat desa semua kita siagakan. Dan Alhamdulillah komunikasi kita terpantau," cakapnya.
Muh Aidin juga mengimbau seluruh masyarakat yang ada di wilayah itu agar tetap waspada dan hati-hati terhadap ancaman buaya dan keselamatan yang menjaga jembatan tersebut dari hantaman kayu dari arus sungai tersebut.