Kendari (ANTARA News) - Pelabuhan penyeberangan Tondasi (Kabupaten Muna-Sultra) - Bira (Kabupaten Bulukumba-Sulsel) membutuhkan tambahan armada feri untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang menggunakan jasa penyeberangan jalur tersebut
Kepala Dinas Perhubungan Sultra, Burhanuddin HS Noy mengatakan, pelabuhan penyeberangan feri yang menghubungkan kedua provinsi itu, saat ini hanya dilayani KMP Kormonolin yang memiliki kapasitas 300 GT.
"Kapasitas muat KMP tersebut sudah tidak mampu lagi melayani banyaknya masyarakat yang menggunakan jalur transportasi tersebut. Untuk itu perlu ada penambahan armada feri," kata Burhanuddin.
Sebelum KMP Kormonolin yang melayani jalur tersebut, lintasan ini dilayani KMP Melida yang berkapasitas 2.500 GT. KMP Melida kini beralih melayani Bira-Selayar, dan digantikan oleh KMP Kormonolin yang memiliki kapasitas kecil.
Burhanuddin mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat kepada PT ASDP untuk dapat menambah armada feri di lintasan penyeberangan itu, namun hingga saat ini belum ada tanggapan.
"Kondisi ini merugikan para petambak di Muna. Awalnya mereka menjual hasil produksi budidaya tambak ke Makassar melalui jalur tersebut, tapi sekarang mereka kesulitan karena kapasitas muat KMP tersebut maksimal hanya delapan mobil," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Sultra, LM Rusman Emba, menuatakan akan mengawal permintaan Dishub Sultra kepada PT ASDP itu agar permintaan itu bisa direalisasikan karena menyangkut kebutuhan pelayanan masyarakat.
Rusman juga menyarankan agar Dishub Sultra berkoordinasi dengan Dishub Sulsel karena penyeberangan Tondasi-Bira menghubungkan kedua provinsi tersebut.
"Akan lebih bagus lagi unsur pemerintahan dari dua provinsi ini yang melakukan usaha usulan bersama-sama untuk meyakinkan PT ASDP pusat, bahwa jalur lintasan itu membutuhkan tambahan armada feri," ujarnya. (ANT).