Kendari (ANTARA News) - Salah satu dari sekian perusahaan yang bergerak dalam dok galangan kapal di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), lebih mengutamakan perbaikan kapal-kapal besi dibanding dengan merenovasi kapal-kapal jenis kayu.
"Setiap bulan cukup banyak kapal-kapal kayu meminta perbaikan, namun terkadang kami tolak karena sulitnya kayu berkualitas untuk pergantian rangka kapal yang sudah lapuk," kata Suwondo Wijaya, salah satu pengusaha galangan kapal di Kendari, Kamis.
Menurut Suwondo, perusahaan galangan kapal yang dibangun sejak 1996 dengan nama PT Putra Sultra Samudra, hingga kini masih tetap bertahan, walaupun hanya mengutamakan kapal besi untuk diperbaiki.
"Kapal-kapal yang masuk dalam perbaikan di galangan itu, umumnya milik perusahaan kapal dari PT.ASDP sejenis kapal fery dan sebagian lainnya kapal-kapal milik perusahaan pertambangan," katanya.
Ia mengatakan, perbaikan kapal tergantung dari kondisi kerusakan, namun biasanya setiap kapal yang masuk dalam perbaikan memakan waktu antara 20 hingga 25 hari dengan tingkat kerusakan antara 10-35 persen.
Terkadang juga ada kapal-kapal besi berbobot 300 ton hingga 500 ton dikerjakan hingga satu bulan lebih, disebabkan ada mesin harus diganti dipesan dari luar daerah dan bahakan impor, sehingga membutuhkan waktu lama.
Tanpa menyebut secara rinci, biaya perbaikan setiap kapal yang masuk dalam dok kapal, namun kata Suwondo, untuk menggaji karyawan sebanyak 25 orang itu sudah bisa mencukupi gaji rata-rata dua kali lipat upah minimun provinsi.
Ia juga berharap, untuk mempertahankan kesinambungan perusahaan galangan kapal di Kota Kendari tepatnya dalam kawasan pelabuhan perikanan samudra (PPS), diperlukan dukungan perbankan untuk memberi bantuan modal.(Ant).