Makassar, (ANTARA News) - Mahasiswa pengunjuk rasa melepas 100 ekor tikus di kantor DPRD Sulawesi Selatan di Makassar, sebagai simbol perlawanan terhadap kejahatan anggaran di parlemen.
Aksi itu sempat membuat staf setempat bergidik dan membubarkan barisan aparat pengamanan, begitu tikus-tikus tersebut berlarian kesana kemari sesaat setelah dilepas, Selasa.
"Ini simbol perlawanan. Kami berharap para pelaku kejahatan anggaran segera diproses hukum," kata seorang pengunjuk rasa usai mendapat arahan Ketua DPRD Sulsel Moh Roem.
Para pengunjuk rasa itu merupakan pengurus di 14 lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai fakultas dan kampus di Makassar.
Dalam aksinya, mereka menuntut pemerintah dan aparat penegak hukum khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menyelidiki dugaan kasus calo anggaran di DPR.
Mereka mendesak reformasi sistem dan mekanisme pembahasan APBN Perubahan 2011, baik di komisi-komisi maupun badan anggaran, dengan memberikan akses seluas-luasnya bagi publik untuk melihat draft anggaran yang telah disusun.
Para mahasiswa juga menuntut KPK segera menyelidiki dugaan praktek calo anggaran dalam kasus Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah.
Sangat urgen saat ini untuk membubarkan badan anggaran dan menangkap para mafia anggaran yang telah merampok kas negara, kata mahasiswa.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Sulsel Moh Roem menyatakan dukungannya pada tuntutan mahasiswa, demi kepentingan rakyat dan bangsa.
Menurutnya, upaya-upaya penyimpangan yang merugikan rakyat harus dihilangkan dan aparat harus bekerja keras dan tegas untuk mewujudkan hal tersebut.
"Kami sangat setuju dan mendukung. Soal pembuktian hukumnya, kita serahkan ke pihak yang terkait di Jakarta," katanya. (Ant)