Wangi-wangi (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan menggelar Semiloka bertajuk "Membangun Kesadaran Bela Negara melalui Wirausa Pemuda Bahari" di Resor Patuno, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Kamis.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan Pos Hutabarat saat memberi sambutan pada acara tersebut mengatakan pertahanan negara dibangun dengan sistem pertahanan yang bersifat semesta.
Artinya, kata dia, ketika negara menghadapi ancaman militer, maka Tentara Nasional Indonesia (TNI) ujung tombak dalam mempertahankan negara dari ancaman tersebut.
"Ketentuan itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara," katanya pada semiloka yang diikuti 70 peserta dari berbagai perguruan tinggi dan pemuda suku Bajo Wakatobi itu.
Sedangkan pertahanan nonmiliter, kata Dirjen, menempatkan lembaga-lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama dalam menghadapi ancaman tersebut.
"Kalau negara menghadapi ancaman ketahanan pangan maka yang bertanggung jawab menghadapi dan menyelesaikan masalah itu, adalah Menteri Pertanian. Demikian pula ancaman penyakit flu burung, ditangani Menteri Kesehatan atau ancaman nilai tukar rupiah diserahkan kepada Menteri Ekonomi, begitu seterusnya tergantung dari bidang ancaman yang dihadapi," katanya.
Mencermati fenomena berbagai bidang ancaman tersebut, tutur Dirjen, sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam mewujudkan kemandirian pertahanan bangsa.
Artinya, kata dia, untuk tetap menjaga keutuhan dan kedaulatan negara sumber daya manusia tidak hanya memiliki intelektual akan tetapi juga harus menguasai berbagai bidang keterampilan.
"Dengan kemampuan intelektual dan penguasaan keterampilan yang tinggi, sumber daya manusia yang dimiliki negara dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki sehingga negara bisa mandiri dalam berbagai bidang," katanya.
Sementara itu, Bupati Wakatobi Hugua mengatakan inti dari bela negara adalah bagaimana warga negara mencintai kebudayaan bangsanya, mencintai produk-produk lokal daerahnya, mencintai para pemimpinnya termasuk mentintai keluarga dan diri sendiri.
"Contoh kecil dari aplikasi mecintai produk lokal, yakni harus bangga dengan makanan tradisional daerah dan harus bangga menjadi diri kita sendiri, bukan diri orang lain. Sikap patriotisme rasa cinta itu yang akan menumbuhkan semangat bela negara," katanya.
Pada Semiloka yang digelar dalam rangkaian kegiatan "Sail Wakatobi-Belitung" (SWB) 2011 itu, Kemhan menghadirkan tiga pembicara utama yakni Prof Dr Ir Salaha Hutabarat, MSc (Guru Besar Oceanografi Universitas Diponegoro), Prof Dr Ir Sulistiono (Pakar Kelautan IPB Bogor), dan Ir Abdu Hamid MSc (Pakar Perikanan Universitas Haluoleo Kendari). (Ant).