Kendari (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari mengimbau warga di Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi musim penghujan yang diprediksi mulai awal November 2025 hingga Juni 2026.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Faizal Habibie saat dihubungi di Kendari, Kamis, mengatakan peningkatan kewaspadaan ini diperlukan untuk meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi.
"Berdasarkan prediksi BMKG, November 2025 menjadi awal musim penghujan yang akan berlangsung hingga Juni 2026," kata Faizal Habibie.
Dia menyebutkan BMKG memprediksi sifat hujan secara umum adalah normal, dengan puncak musim penghujan untuk wilayah Kota Kendari dan sekitarnya diperkirakan terjadi pada April atau Mei 2026.
Sementara itu puncak musim hujan di beberapa wilayah lain di Sultra memiliki waktu yang berbeda yaitu antara Januari hingga Mei 2026.
"Dengan mengetahui lebih dini informasi prakiraan musim hujan ini, minimal kita bisa menjadikan mitigasi awal agar dampak yang ditimbulkan ketika musim penghujan bisa diminimalisir dengan baik," ujarnya.
Faizal Habibie mengungkapkan November ini merupakan musim transisi, yang mana pada musim tersebut karakteristik pembentukan cuaca cenderung ekstrem. "Musim-musim seperti ini adalah salah satunya adalah angin kencang, puting beliung, adanya guntur," ucapnya.
Ia menjelaskan karakteristik cuaca ekstrem yang diakibatkan oleh proses pembentukan awan Cumulonimbus biasanya terjadi pada siang dan sore hari.
Faizal Habibie meminta kepada seluruh masyarakat untuk selalu memperbaharui informasi cuaca dan klimatologi terlebih dahulu, sebelum melakukan aktivitas di luar rumah.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengoptimalkan pengisian-pengisian waduk hingga melakukan pembersihan saluran air agar terhindar dari bencana banjir.
"Karena memang ketika kita memasuki musim penghujan seperti ini, kita harus sadar bahwa potensi bencana akan meningkat seiring mendekati puncak musim penghujan tersebut," kata Faizal Habibie.

