Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan pertumbuhan ekonomi secara tahunan (year-on-year) pada triwulan III tahun 2025 di Bumi Anoa, Sultra mencapai 5,65 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Sultra Andi Kurniawan di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa ekonomi Sultra tumbuh positif secara year on year (y on y) pada triwulan III tahun 2025, dan ini lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama tahun 2024 yakni 5,24 persen.
"Jadi, pertumbuhan ekonominya secara year on year pada triwulan III 2025 lebih cepat yang mencapai 5,65 persen. Dan itu menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sultra cukup stabil," katanya.
Ia menyebutkan bahwa pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan sebesar 23,60 persen, dan disusul penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 15,68 persen dan jasa lainnya sebesar 7,64 persen.
"Pertumbuhan pengolahan didorong oleh kenaikan produksi industri logam dasar, minyak nilam, serta industri makanan dan minuman yang disebabkan peningkatan kapasitas produksi," ujarnya.
Lebih lanjut kata Andi Kurniawan, untuk pertumbuhan akomodasi dan makan minum didukung oleh meningkatnya aktivitas festival kuliner dan pertumbuhan jumlah jumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi melayani program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Pertumbuhan jasa lainnya didukung oleh meningkatnya aktivitas layanan jasa pribadi, seperti laundry dan salon serta aktivitas tempat rekreasi selama momen perayaan hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dan berbagai festival," kata Kurniawan.
Sementara itu, pertumbuhan lapangan usaha perdagangan sebesar 5,55 persen. Lapangan usaha Pertanian, kehutanan dan perikanan yang memiliki peran dominan mengalami pertumbuhan sebesar 3,83 persen. Lalu, pertumbuhan lapangan usaha pertambangan sebesar 3,4 persen, serta lapangan usaha konstruksi sebesar 2,63 persen.
Sedangkan, lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 1,26 persen diikuti oleh Jasa Perusahaan sebesar 0,56 persen.
Kemudian, pertumbuhan menurut pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen ekspor barang dan jasa sebesar 9,23 persen, diikuti oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,96 persen, dan komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 2,37 persen.
Sedangkan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 2,29 persen. Komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut pengeluaran juga tercatat tumbuh positif sebesar 1,36 persen

