Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong menyatakan nilai tukar (kurs) rupiah melemah karena kekhawatiran investor atas perang dagang.
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound oleh kekhawatiran investor perang dagang setelah Trump (Presiden AS Donald Trump) mengatakan bahwa pengenaan tarif terhadap Meksiko dan Kanada akan sesuai jadwal,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Presiden AS Donald Trump sempat menandatangani perintah eksekutif pada awal Februari 2025 untuk mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap impor dari Kanada dan Meksiko.
Kemudian, pemberlakuan tarif atas produk dari kedua negara tersebut di AS ditangguhkan selama 30 hari.
Setelah hampir sebulan, Trump tetap bersikukuh dengan rencana untuk memberlakukan tarif terhadap Kanada dan Meksiko.
“Dikhawatirkan kedua negara tersebut akan meretaliasi dan menyulut perang dagang (dengan AS). Walau dikonfirmasikan Trump 25 persen tarif terhadap Kanada dan Meksiko akan sesuai jadwal, namun segalanya masih terbuka dari Trump untuk negosiasi,” ujar dia.
Di sisi lain, Lukman menilai pengenaan 10 persen tambahan tarif AS terhadap China itu lunak. Begitu pula retalisasi China terhadap AS yang hanya mencakup impor dengan nilai hanya 6 miliar dolar AS dianggap sekedar “basa-basi”.
“Jadi, untuk hingga saat ini, hubungan AS dengan China tidak sejelek yang dikhawatirkan sebelumnya,” kata Lukman.
Nilai tukar rupiah (kurs) pada penutupan perdagangan hari Selasa di Jakarta melemah hingga 93 poin atau 0,57 persen menjadi Rp16.371 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.278 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.316 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.303 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah karena kekhawatiran investor atas perang dagang