Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menekankan pentingnya peningkatan peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di daerah.
Menurut Bima, FKUB dapat menjadi wadah untuk menemukan solusi terhadap persoalan keagamaan dan konflik sosial dengan menciptakan dialog terbuka, mendalam, dan inklusif, di antara pemuka agama dan masyarakat lintas agama.
“Di sinilah terjadi sistem yang memperkuat kerukunan beragama dan menurunkan tensi politik,” kata Bima dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ia mencontohkan bahwa pentingnya peran FKUB dalam penyelesaian konflik, seperti terkait Gereja Yasmin di Kota Bogor, Jawa Barat, yang berlangsung selama 15 tahun.
“Enggak lebih, enggak kurang dari 100 dialog dilakukan dengan berbagai pihak. Mulai dari RT, RW, ustaz, pimpinan pondok pesantren, hingga perwakilan gereja. Kata kuncinya adalah dialog yang inklusif dan melibatkan semua pihak,” ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan bahwa FKUB perlu beradaptasi dengan tantangan zaman, dan menghadirkan solusi yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga strategis.
Oleh sebab itu, untuk mendukung peningkatan peran FKUB, Wamendagri mengajak semua pihak bersinergi untuk menjaga kerukunan agama, dan sosial.
"Mari kita bersama-sama menyiapkan sumber daya manusia, aktor-aktor perubahan, pemimpin-pemimpin di setiap lapisan yang hari ini akan kita siapkan untuk mengantarkan kita menjemput Indonesia Emas 2045, dan sembari merekatkan kerukunan beragama yang ada di negara kita," ajaknya.