Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo mengapresiasi diselenggarakannya kejuaraan internasional Pari Sakti Water Polo 2024 yang dapat menjadi langkah awal menuju SEA Games Thailand 2025.
Menpora berharap kejuaraan, yang digelar di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno Jakarta pada 1-3 November dengan melibatkan enam negara, itu bisa meningkatkan prestasi polo air Indonesia serta membangkitkan industri Akuatik.
"Kami dari pemerintah sangat apresiasi kejuaraan ini, karena polo air salah satu cabang olahraga akuatik yang masa depan industrinya bisa ditingkatkan," kata Menpora dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
"Kita pernah meraih medali emas polo air di SEA Games 2019 dan kita juga menyiapkan untuk SEA Games 2025 Thailand, semoga juga bisa meraih emas. Yang tidak kalah penting kita juga melihat potensi lolos di Youth Olympic Games 2026."
Pada babak final, Minggu (3/11), tim Korea berhasil menjadi juara usai mengalahkan tuan rumah Pari Sakti dengan skor 17-9.
Tuan rumah Pari Sakti sendiri diperkuat beberapa pemain nasional serta tambahan tiga pemain asing yakni Satoshi Takahashi (Jepang), Juan Paolo Serrano (Filipina) dan Eugene Theo (Singapura).
Pada awal laga, Pari Sakti sempat memimpin 3-2 kemudian skor ketat 6-7. Di babak selanjutnya Korea memimpin dan menang dengan skor 17-9.
Pemain Korea Jeong Mobin dinobatkan sebagai pemain terbaik dan Toh Yi Xiang (Malaysia) sebagai top skor dengan 20 gol, serta Julian Lim Kah Wern (Malaysia) terpilih sebagai kipper terbaik.
Dalam kejuaraan tersebut peringkat tiga adalah Malaysia, disusul peringkat keempat Priangan Water Polo, kelima JAQ Aquatic, keenam Jessica Swimming Club, ketujuh Indonesia Star Aquatic dan kedelapan Kusuma Harapan.
Ketua Panitia, Akbar Nasution menjelaskan ajang tersebut akan menjadi agenda tahunan untuk bisa menjadi sentra pembinaan polo air di Indonesia dan juga Asia.
"Ini kali pertama kita gelar, semoga ini bisa terlaksana setiap tahun dan tentu akan melibatkan para pemain dari beberapa negara," ujar Akbar yang juga anggota Komite Eksekutif NOC Indonesia.