Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong produksi susu berbasis ekstrak protein ikan sebagai alternatif untuk menggantikan susu sapi.
Pernyataan itu disampaikan Teten merespons wacana penggunaan susu ikan sebagai alternatif dari susu sapi dalam program makan bergizi gratis pemerintahan mendatang.
Saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, Teten mengatakan bahwa inisiatif tersebut tidak hanya menawarkan alternatif sumber protein, tetapi juga membuka peluang besar bagi pengembangan industri pangan dalam negeri.
“Sebenarnya kami dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang mendorong hilirisasi ikan untuk memproduksi ekstrak protein ikan, yang nanti bisa digunakan untuk industri makanan, untuk meningkatkan pendapatan para nelayan,” ujarnya.
Menurut Teten, inisiatif tersebut juga dapat mengurangi ketergantungan pada impor susu sapi, yang saat ini mencapai 80 persen dari total kebutuhan.
Pasalnya, Indonesia dinilai sulit untuk swasembada susu karena keterbatasan lahan dan produksi susu sapi perah yang rendah, rata-rata hanya 15 liter per hari.
Namun, Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk susu berbasis ikan, mengingat produksi ikan nasional mencapai 24,74 juta ton per tahun.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Koperasi UKM pada Agustus 2023 telah meluncurkan susu ikan sebagai salah satu upaya mendorong hilirisasi produk perikanan.
KKP menyebut bahwa susu ikan merupakan produk inovasi yang menggabungkan manfaat protein ikan dengan diversifikasi produk olahan dari ikan.
Susu ikan dibuat dengan bahan baku ikan yang kemudian diolah dengan menggunakan teknologi modern hingga menghasilkan hidrolisat protein ikan (HPI) sebagai bahan baku susu ikan.
HPI adalah produk inovasi karya anak bangsa Berikan Bahari Indonesia, salah satu UMKM binaan KKP.
Susu ini diklaim memiliki beragam keunggulan, seperti mengandung asam lemak omega-3 EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid) yang tinggi, bebas alergen, dan mudah dicerna tubuh karena memiliki tingkat penyerapan protein mencapai 96 persen.