Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang ada di Bumi Anoa alami kenaikan sebesar 0,33 persen pada Agustus 2024
Plt. Kepala BPS Sultra, Surianti Toar, di Kendari, Senin, dalam keterangan rilisnya mengatakan bahwa NTP di Sultra mengalami kenaikan sebesar 116,34 pada Agustus 2024 dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat hanya sebesar 115,95.
"Saat ini NTP di Sultra naik sebesar 0,33 persen Agustus 2024," katanya.
Iya menjelaskan bahwa kenaikan NTP di Sultra disebabkan karena indeks harga yg diterima oleh petani naik sebesar 0,01 persen. Dibandingkan indeks harga yang dibayar oleh petani yang mengalami penurunan sebesar 0,32 persen
"Ada lima komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima petani di Sultra tersebut yaitu nilam sebesar 0,40 persen, lada atau marica 0,29 persen, ketela pohon 0,11 persen, kemiri 0,09 persen, dan biji jambu mete 0,03 persen," kata Surianti.
Sedangkan komoditas yang mempengaruhi indeks harga yang dibayar oleh petani adalah bawang merah, beras, tomat buah, tomat sayur, dan cakalang.
Selain itu, iya juga menjelaskan subsektor yang mengalami peningkatan NTP tertinggi tercatat pada subsektor perikanan yaitu pada kelompok perikanan budidaya.
NTP subsektor kelompok perikanan budidaya,kata dia, mengalami kenaikan 1,83 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima oleh petani naik sebesar 1,59 persen. Sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,23 persen," ujarnya.
"Komoditas yang mempengaruhi kenaikan yang diterima oleh petani khususnya subsector perikanan budaya yaitu bandeng payau, rumput laut, kerang laut, dan teripang laut," ujarnya.
Diketahui, NTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut: subsektor tanaman pangan (NTPP) sebesar 96,21, hortikultura (NTPH) tercatat 109,19, tanaman perkebunan rakyat (NTPR) tercatat 135,32, peternakan (NTPT) tercatat 106,28, dan subsektor perikanan (NTNP) sebesar 99,81.