Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara meningkatkan edukasi dan sosialisasi terkait kesehatan kepada masyarakat sebagai upaya mencegah terjadinya penyakit gagal ginjal pada anak.
"Melakukan edukasi kesehatan dengan melatih dokter kecil di sekolah, kader kesehatan remaja dan konselor menjadi upaya yang kami lakukan cegah terjadinya penyakit tersebut," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan dr Lysbeth Regina Pandjaitan di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, jumlah anak yang mengalami gagal ginjal di DKI Jakarta pada 2023 mencapai 439 orang anak dan jumlah ini baik dibandingkan 2022 sebanyak 275 anak.
Menurut dia, jumlah ini tentu sangat mengkhawatirkan dan perlu dilakukan upaya bersama dalam menciptakan kondisi agar penyakit ini tidak terjadi lagi.
Ia mengatakan, anak yang mengalami gagal ginjal sebelum divonis penyakit ini kerap menderita penyakit hipertensi dan diabetes.
"Kedua penyakit ini berasal dari gaya hidup dan pola makan yang banyak mengandung gula, lemak dan garam," kata dia.
Selain itu, upaya yang dilakukan adalah menciptakan kantin sehat di seluruh sekolah yang berada di Jakarta Utara menjajakan makanan sehat dan bergizi bagi para pelajar.
"Makanan yang disajikan tidak mengandung zat berbahaya seperti zat pewarna, metanimelo, rhodamin, zat pengawet, boraks dan formalin yang biasanya ada di kerupuk, mi, bakso serta minuman berwarna," kata dia.
Menurut dia, selain makanan, pihak sekolah juga diminta menjaga kebersihan di lingkungan sekolah dan menyediakan tempat buang sampah, tempat cuci tangan dan bebas dari hewan.
Pihaknya juga meningkatkan skrining gizi, kesehatan umum seperti tekanan darah, skrining anemia melalui program usaha kesehatan anak dan remaja
"Kemudian meningkatkan promosi kesehatan dengan PHBS dan melakukan pembinaan usaha kesehatan sekolah," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jakut tingkatkan edukasi kesehatan antisipasi gagal ginjal pada anak