Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2TM) Kementerian Kesehatan menyosialisasikan upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim menggunakan metode DNA HPV dan IVA.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes dr. Yoan Hotnida Naomi di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa sosialisasi tersebut merupakan bentuk upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan kanker leher rahim.
"Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat dan tenaga medis tentang bagaimana kanker leher rahim dapat dideteksi sedini mungkin, sehingga tindakan preventif dapat segera dilakukan," katanya.
Dia menyebutkan bahwa Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular juga melaksanakan pelatihan "on the job training" di sejumlah puskesmas untuk meningkatkan kemampuan deteksi dini kanker rahim di kalangan tenaga medis.
Program pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian kanker rahim melalui deteksi dini yang lebih efektif dan efisien.
"Dengan adanya pelatihan ini diharapkan tenaga kesehatan di puskesmas mampu melakukan deteksi dini kanker rahim dengan lebih baik, sehingga dapat menekan angka kematian akibat penyakit tersebut dan meningkatkan kualitas hidup perempuan di Kota Kendari," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari WHO South East Asia Region atau SEARO, Indonesia menduduki peringkat kedua untuk jumlah kasus dan kematian akibat kanker.
Sedangkan pada tahun 2022, berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) terdapat sekitar 408.661 kasus baru dengan jumlah kematian sebanyak 242.988 dan diperkirakan akan terjadi peningkatan 77 persen jumlah kasus kanker di tahun 2050.
"Di Kementerian Kesehatan, khususnya di Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, kami berfokus pada transformasi layanan primer dan mendukung adanya transformasi layanan rujukan," sebut dr. Yoan.